Do’a dan Dzikir 24 Jam – Doa lagi hamil adalah sepenting-penting doa. Karena anak yang ada dalam rahim para wanita adalah harapan yang akan melanjutkan perjuangan dalam menegakkan sendi-sendi tauhid dalam rangka ibada kepada Allah SWT.
Sebaik-baik doa di antaranya adalah doa yang berkelanjutan. Istiqamah dalam berdoa merupakan ajaran para Nabi semenjaka zaman Nabi Adam as. hingga Nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW.
الصورة من: أملي الجنة
Dalam sejarah para nabi dan rasul kita mengetahui kisah pertaubatan Nabi Adam. Ia berdoa memohon pengampunan kepada Allah SWT. Berapa lama waktu yang dihabiskannya untuk berdoa? Menurut riwayat yang sahih ia berdoa selama ratusan tahun lamanya hingga Allah SWT memberikan ampunannya.
Dalam hal doa lagi hamil sesungguhnya harus dimulai dengan doa-doa sebelum hami. Di antaranya kita berdoa memohon istri atau suami yang soleh. Setelah itu kita memohon rumah tangga yang menghadirkan agama dalamnya. Dan setelah itu kita meminta keturunan yang soleh.
Ada contoh yang sangat baik dalam hal ini. Kita harus menauladani sikap Nabi Zakariya as saat beliau memohon dikaruniai keturunan yang akan melanjutkan perjuangannya dalam menegakkan agama.
Beliau bermunajat kepada Allah SWT dengan kesabaran yang sangat indah, baik, dan kuat. Telah lama ia mendamba lahirnya seorang anak dalam keluarganya. Dan hingga rambutnya memutih dan tulangnya mulai rapuh, Allah SWT belum juga memberikan keturunan kepadanya. Namun Nabi Zakariya as terus saja melanjutkan doa-doanya dan ia tidak pernah merasa bosan.
Kita bisa menyimak ini dalam ayat-ayat Al-Qur’an Surat Maryam seperti berikut ini;
كهيعص (1) ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (2) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (3) قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6) يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا (7) قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا (8) قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا (9) قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا (10) فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا (11)
Saat membaca ayat-ayat ini kami sangat terpesona. Terasa kami “merinding takjub” akan dengan kata-katadan maknanya. Bagi kami yang membaca terjemahnya sudah tersentuh, apalgi para ilmuwan dan cendikiawan yang mendalam dalam ilmu kebahasaan dan ilmu-ilmu agama Islam, tentu mereka akan banyak bisa mengeluarkan butir-butir ilmu yang banyaknya tiada terkira.
Namun begitu, kurangnya ilmu tidak membuat kami menghentikan rasa kekaguman ini. Dan kami ingin menuliskannya untuk kami sendiri. Dan bila ada yang tepat dan bermanfaat, maka itu sangat kami harapkan.
كهيعص
Inilah kata-kata yang membuat para sastrawan Arab kala itu bertekuk lutut karenanya. Mereka tidak mampu menandingi Al-Qur’an meskipun dengan hanya merangkaikan huruf-huruf hijaiyah tersebut. Perhatian mereka terpusat karena huruf-huruf ini.
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
Allah SWT menyebutkan rahmat-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya, Zakariya as. Kenapa Allah SWT mengkhususkan dirinya berfirman tenntang Zakariya as. Karena dalam kisah hidup Zakariya ada hikmah dan pelajaran yang besar.
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
Allah berfirman seraya mengisahkan bahwa hambanya menyeru-Nya dengan seruan yang lembut. Menyeru kepada Allah SWT dengan penuh kesantunan dan adab. Allah SWT tidak jauh hingga harus berteriak memanggilnya. Ia lebh dekat dari urat leher. Tugas kita adalah mendekat kepada-Nya.
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Ia mengatakan bahwa tulangnya telah rapuh dan rambutnya telah memutih. Allah Maha Tahu keadaan-Nya. Dan Ia tidak sedang member tahu Allah tentang keadaannya kini. Ia adalah orang yang paling tahu adab di antara manusia bahkan ia seorang Nabi. Ia mengatakan itu bahwa ia begitu lemah dan membutuhkan pertolongan Tuhannya. Dan ia yakin bahwa dirinya tidak merasa sedikitpun bosan dan malas berdoa kepada Allah SWT.
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
Nabi Zakariya as terus saja melanjutkan munajatnya seperti yang ia katakana tadi, bahwa ia tidak malas dan tidak bosan berdoa. Ia memiliki rasa takut yang timbul dari besarnya keimanan kepada Allah SWT. Ia khawatir akan nasib agama yang kini diperjuangkannya. Dan ia bermunajat setelah melalui pengamatan panjang bahwa istrinya mandul. Namun besarnya harapan kepada Allah SWT mendorongnya untuk terus berdoa. Ia meminta lahirnya putera yang akan menolong agama Allah SWT.
يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Yang ia pinta bukan sembarang anak, namun ia berharap dianugerahi kesalihan para Nabi sebelumnya. Dan ia memohon agar Allah meridoinya.
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Dengan izin Allah SWT, setelah munajat yang begitu lama dan sering, jawaban doa itu datang. Nabi Zakariya as mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan dianugerahi seorang putera yang sangat soleh, belum ada sebelumnya orang yang sepertinya.
Deىgan kesadaran penuh Nabi Zakariya as mengakui bahwa ini adalah kuasa Allah SWT yang membuat hati terkagum-kagum. Karena menurut yang ia tahu bahwa orang seperti dirinya dan isterinya tidak mungkin mendapatkan anak.
قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
Allah SWT memberikan jawaban pasti yang tidak terbantahkan, bahwa bagi-Nya tidak ada yang susah dalam menciptakan apapun. Tiada beda antara menciptakan yang besar maupun yang kecil.
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Bukan karena meragukan akan besarnya kekuatan Allah SWT namun ia memohon agar diberikan tanda saat itu akan terjadi. Dan Nabi Zakariya mengalami tanda itu selama tiga hari.
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Nabi Zakariya diberikan wahyu oleh Allah SWT agar mengabarkan dan memerintahkan umatnya untuk menyucikan Allah SWT di saat pagi dan sore hari.
Inilah Do’a yang Dibaca Lagi Hamil oleh Ibunya Maryam
Sebelumnya Nabi Zakarya as yang mengharapkan lahirnya seorang penerus dakwah, ia bertambah semangat setelah ia mengetahui kebesaran Allah SWT yang Maha Kuasa mampu menciptakan janin dalam rahim Maryam yang ada dalam pengasuhannya. Dan ia tahu bahwa Maryam adalah wanita suci yang selama ini berada dalam pengawasannya. Ia sangat tahu tidak ada seorang pun lelaki yang berhubungan dengan maryam. Ia sangat tahu bahwa yang menciptakan semua itu adalah Allah SWT.
Maka ia pun terus berdoa:
رَبِّ لاَ تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ
Adapun doa yang dibaca oleh ibu dari Maryam saai ia hamil terdapat dalam ayat berikut ini;
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (36)
Dalam ayat ini ada doa yang bisa diamalkan oleh bunda semua, yaitu penggalan kata;
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
WA INNII U’IIDZUHAA BIHAA WADZURRIYYATAHAA MINASY SYAITHAANIR RAJIIMI.
Dan aku memperlindungkannya (Maryam) kepada-Mu dari syethan yang terkutuk.
Dalam kalimat ini tentunya kita memohon agar Allah SWT melindungi anak yang ada dalam kandungan dari syethan yang terkutuk. Ini adalah ungkapan yang global. Tentunya termasuk dalam kata syethan adalah bala tentaranya dari golongan jin dan manusia, bisikan, godaan, rayuan, dan jalan-jalan syethan.
Hanya sedikit ini yang dicatat pada kesempatan ini. Semoga Allah SWT memberikan banyak hikmah dan ilmu serta akhlaq yang baik kepada yang beriman kepada-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya. Amin