Bismillah... Dengan menyebut nama-Nya semoga tulisan ini bermanfaat. Ada pengalam berharga yang didapatkan dua hari sebelum tulisan ini diluncurkan. Semoga ini bermanfaat bagi para sidang pembica.
Sebut saja namanya Kang Duladi. Ia seorang pecinta jalan-jalan. Berbgai wilayah telah ia kunjungi. Kemampuan dan daya jelajah yang tinggi membuat cerita yang ia ungkapkan terasa berisi dan sarat akan hikmah.
Kata-kata hikmah yang mengalir dari lidahnya begitu natural dan tampak sangat membekas. Diyakini itu karena tempaan dari pengalaman hidup yang ia jalani. Semakin disimak maka semakin terpesona kita dibuatnya. Inspiratif dan mendalam, begitu kira-kira kesan darinya.
Kemarin ia berkisah. Ada seorang teman yang mengiriminya pesan singkat. Isi pesannya mau pinjam uang untuk biaya keperluan hidupnya. Jumlahnya cukup besar. Kang Duladi membalas dengan singkat. Ia tulis "Insya Allah tadz".
Sebenarnya anda sudah bisa menebak kondisi keuangan Kang Duladi saat itu. Benar sekali satu "sen"pun ia tidak punya. Hanya saja dari buku-buku Yusuf Mansur dan keterangan para ahli sedekah ia tahu. Bila ada orang yang membutuhkan bantuan sementara ditangan belum kelihatan solusi yang tepat untuknya, maka kata pertama adalah katakan "insya Allah" dan yakinkan bahwa Allah akan memberi jalan terbaik.
Kang Duladi mengikuti ajaran itu dan ia mantap akan memberikan bantuan dengan sekemampuannya. Ia kemudian memohon kepada Allah semoga diberikan jalan kemudahan baginya dan bagi temannya tadi.
Langkah kedua ia temui kawannya yang lain yang disinyalir ada uang lebih. Ia datang dan menyampaikan ceritanya. Namun sayang hasilnya nihil. Kang Duladi tetap semangat dan ia tetap yakin Allah akan mengulurkan bantuan. Bila ia tidak punya uang, yang lain mungkin punya. Dan ia bisa mengajak orang lain beramal dengan jalan menganjurkan untuk membantu temannya itu. Ia teringat bahwa menganjurkan atau mengajak orang lain untuk turut andil dalam kebaikan merupakan amal yang utama. Itu yang ia fahami dari Surah Al-Ma'un.
Sebelum Maghrib ia dengan yakin membawa satu kartu ATM salah satu bank. Dan ia tahu di situ tidak ada saldo yang bisa ditarik. Ia tahu betul. Ia berangkat bersama isterinya ke rumah mertuanya. Dan ia melanjutkan perjalanan menuju tempat ia mengabdikan diri.
Setelah mengajar dan Shalat Isya berjamaah, ia menyampaikan hal yang sama kepada pimpinan tempat ia mengabdikan diri seperti yang ia sampaikan kepada temannya sore tadi. Jawabannya sama. Saat itu uang lagi tidak ada.
Sebelum pulang ia mampir di Anjungan Tunai Mandiri yang tidak jauh dari tempatnya mengabdikan diri jadi pengajar. Ia memasukan kartu ATM itu. Ia melanjutkan dengan menekat tombol dan memasukkan kode PIN. Ia melakukan cek saldo Tabungan.
Ia terperanjat melihat tulisan Rp 743.000 di sana. Dengan sadar ia panggil Pak Satpam yang ada di sana. Ia memastikan "apakah ia tidak sedang salah lihat". Sang penjaga keamanan bank mengeja "Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah" dengan lancar. Ya tidak salah lagi itu "Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah."
Langsung saja ia transfer. Lalu ia kirimkan pesan singkat kepada temannya berisi permohonan maaf kepada temannya karena tidak bisa memenuhi jumlah uang yang dibutuhkan olehnya.
Ia yakin telah ada yang mengiriminya atau mentransfer uang kepadanya. Ia yakin sekali bahwa saldo sebelumnya kosong. Ia hanya mendo'akan semoga orang baik itu diberikan kemudahan hidup, umur panjang, kesehatan, dan keberkahan oleh Allah SWT.
Semenjak itu ia semakin bertambah semangat berkebaikan. Ya terkada manusia bisa semangat bila telah melihat keuntungan yang akan diraihnya. Itu manusiawi dan jangan dihalangi. Karena Allah pun mencantumkan sifat-sifat surga dalam Kitab-Nya dengan gambaran yang memikat hati. "maa laa 'ainun ra-at, walaa udzunun sami'at, walaa khathara 'alaa qalbi basyarin".
Sebut saja namanya Kang Duladi. Ia seorang pecinta jalan-jalan. Berbgai wilayah telah ia kunjungi. Kemampuan dan daya jelajah yang tinggi membuat cerita yang ia ungkapkan terasa berisi dan sarat akan hikmah.
Kata-kata hikmah yang mengalir dari lidahnya begitu natural dan tampak sangat membekas. Diyakini itu karena tempaan dari pengalaman hidup yang ia jalani. Semakin disimak maka semakin terpesona kita dibuatnya. Inspiratif dan mendalam, begitu kira-kira kesan darinya.
Kemarin ia berkisah. Ada seorang teman yang mengiriminya pesan singkat. Isi pesannya mau pinjam uang untuk biaya keperluan hidupnya. Jumlahnya cukup besar. Kang Duladi membalas dengan singkat. Ia tulis "Insya Allah tadz".
Sebenarnya anda sudah bisa menebak kondisi keuangan Kang Duladi saat itu. Benar sekali satu "sen"pun ia tidak punya. Hanya saja dari buku-buku Yusuf Mansur dan keterangan para ahli sedekah ia tahu. Bila ada orang yang membutuhkan bantuan sementara ditangan belum kelihatan solusi yang tepat untuknya, maka kata pertama adalah katakan "insya Allah" dan yakinkan bahwa Allah akan memberi jalan terbaik.
Kang Duladi mengikuti ajaran itu dan ia mantap akan memberikan bantuan dengan sekemampuannya. Ia kemudian memohon kepada Allah semoga diberikan jalan kemudahan baginya dan bagi temannya tadi.
Langkah kedua ia temui kawannya yang lain yang disinyalir ada uang lebih. Ia datang dan menyampaikan ceritanya. Namun sayang hasilnya nihil. Kang Duladi tetap semangat dan ia tetap yakin Allah akan mengulurkan bantuan. Bila ia tidak punya uang, yang lain mungkin punya. Dan ia bisa mengajak orang lain beramal dengan jalan menganjurkan untuk membantu temannya itu. Ia teringat bahwa menganjurkan atau mengajak orang lain untuk turut andil dalam kebaikan merupakan amal yang utama. Itu yang ia fahami dari Surah Al-Ma'un.
Sebelum Maghrib ia dengan yakin membawa satu kartu ATM salah satu bank. Dan ia tahu di situ tidak ada saldo yang bisa ditarik. Ia tahu betul. Ia berangkat bersama isterinya ke rumah mertuanya. Dan ia melanjutkan perjalanan menuju tempat ia mengabdikan diri.
Setelah mengajar dan Shalat Isya berjamaah, ia menyampaikan hal yang sama kepada pimpinan tempat ia mengabdikan diri seperti yang ia sampaikan kepada temannya sore tadi. Jawabannya sama. Saat itu uang lagi tidak ada.
Sebelum pulang ia mampir di Anjungan Tunai Mandiri yang tidak jauh dari tempatnya mengabdikan diri jadi pengajar. Ia memasukan kartu ATM itu. Ia melanjutkan dengan menekat tombol dan memasukkan kode PIN. Ia melakukan cek saldo Tabungan.
Ia terperanjat melihat tulisan Rp 743.000 di sana. Dengan sadar ia panggil Pak Satpam yang ada di sana. Ia memastikan "apakah ia tidak sedang salah lihat". Sang penjaga keamanan bank mengeja "Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah" dengan lancar. Ya tidak salah lagi itu "Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah."
Langsung saja ia transfer. Lalu ia kirimkan pesan singkat kepada temannya berisi permohonan maaf kepada temannya karena tidak bisa memenuhi jumlah uang yang dibutuhkan olehnya.
Ia yakin telah ada yang mengiriminya atau mentransfer uang kepadanya. Ia yakin sekali bahwa saldo sebelumnya kosong. Ia hanya mendo'akan semoga orang baik itu diberikan kemudahan hidup, umur panjang, kesehatan, dan keberkahan oleh Allah SWT.
Efek dari Niat Baik |