Sobat semua tentu mengenal Ibnu Mas'ud, dia adalah sahabat dari Rasulullah yang dimuliakan Allah SWT. Jasa-jasanya terhadap agama sangat besar. Pengabdiannya kepada Allah adalah teladan sepanjang masa.
Sebaiknya saya dan sobat semua mempelajari gaya hidup yang dicontohkannya. Ia menyerap ilmu dan hikmah langsung dari sumbernya yang murni yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diberi wahyu oleh Allah.
Saat jumpa pertama dengan Rasulullah ia sudah jatuh hati kepada Rasulullah dan agamanya dan ia masih belum tahu bahwa yang di hadapannya adalah Utusan Allah yang mulia. Ia terpesona oleh keagungan akhlaq manusia tampan yang ada di hadapannya. Seorang terkemuka dari Makkah yang mau menghampiri anak gembala seperti dirinya yang kumal, dan berbau tidak sedap. Bahkan orang tampan nan agung ini tanpa ragu memohon sesuatu dengan keluhuran budinya.
Ibnu Mas'ud semakin terpana saat menyaksikan mukjizat tepat di depan kedua bola matanya. Dan orang asing ini menyebutnya sebagai "anak yang terpelajar" saat ia meminta untuk diajari sesuatu oleh orang ini.
Menghapal Surat Ar-Rahman Pada Kesempatan Pertama
Banyak orang yang cerdas di dunia ini. Salah satunya adalah Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'anhu. Setelah ia masuk islam dan berikrar untuk membela Rasulullah dan mengikuti ajarannya, Ibnu Mas'ud diajari Surat Ar-Rahman dan ia mampu menghapalnya sekaligus pada pertemuan pertama dengan lancar dan faam maksudnya.
Berbekal iman yang kuat dan ilmu yang dalam dan hafalan yang Surat Ar-Rahman a menuju ka'bah. Dan di sana sedang berkumpul para pemuka Quraisy. Ibnu Mas'ud tanpa ragu berdakwah dengan melantunkan Surrat Ar-Rahman dengan lantang.
Mendengar ada orang yang membaca ayat-ayat yang menerangkan Ar-Rahman (Allah) yang Kaum Qurais mengakuinya namun menyembahnya dengan salah mereka tidak terima. Mereka menolak karena sifat-sifat Ar-Rahman yang ada dalam bacaan Ibnu Mas'ud tidak seperti Ar-Rahman yang selama ini mereka sembah.
Ibnu Mas'ud kemudian dipukuli hingga babak belur. Namun tetap saja ia tidak menghentikan bacaannya. Hingga kemudian sampailah Ibnu Mas'ud pada ayat terakhir Surat Ar-Rahman, dan lalu ia jatuh pingsan.
Betis yang Berat
Sobat semua pasti tahu, Bahwa Ibnu mas'ud adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bertubuh mungil, pendek dan kecil. Bila ia berdiri maka tingginya sama dengan orang yang sedang duduk.
Suatu ketika, Ibnu Mas'ud memanjat sebuah pohon. Karena angin waktu itu sangat besar hingga pohon yang ia naiki menjadi goyang hingga ia terlihat bagaikan burung yang ada di pohon. Saat itulah pakaiannya tersingkap angin dan membukakan betisnya yang kecil.
Para sahabat yang melihatnya kemudian tertawa melihat betis Ibnu Mas'ud yang kecil itu. saat itu rasulullah bersabda, "Apakah kalian menertawakan betisnya Ibnu Mas'ud? Demi Allah (yang jiwaku berada di tangan-Nya), sesungguhnya keduanya dalam mizan pada hari kiamat lebih berat dari gunung Uhud."
Hadits diatas boleh sobat cari pada kitab Imam Ahmad dan imam Ibnu Hibban.
Kata Rasul: "Bacakan kepadaku Al-Qur'an"
Sahabat semua, bila seorang punya karya apapun baik buku atau apapun namanya, lalu orang itu meminta kita untuk membaca sesuatu dari karyanya itu maka itu merupakan kehormatan bagi yang diminta membaca.
Begitu pula bila sobat punya sebuah puisi dan ingin dijadikan lagu, lalu sobat memberikannya kepada seorang penyanyi tidak kepada penyanyi yang lain, maka itu berarti sobat menghormati dan percaya bahwa penyanyi itu akanmenyanyikan lirik anda dengan baik.
Atau bila ada seorang penyanyi terkenal, misalnya Bon Jovi, lalu ia meminta atau mengizinkan seorang penyanyi muda, misalnya Judika, untuk menyanyikan lagunya, maka bagi penyanyi muda ini merupakan sebuah kehormatan.
Begitulah kira-kira kehormatan yang di dapatkan oleh Ibnu Mas'ud saat ia diminta membacakan Ayat-Ayat Al Qur'an oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang Al Qur'an diturunkan kepadanya.
Rasulullah bersabda kepada Ibnu Mas'ud, "Bacakan kepadaku Al Qur'an."
Kala itu Ibnu Mas'ud malu bukan kepalang.
Al Qur'an diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Tentu beliau paling hapal.
Paling mengerti makna-maknanya.
Paling mampu mengamalkannya.
Paling bisa mengajarkannya.
Dan kini Rasulullah memintanya untuk memabacanya.
Langsung dihadapannya.
Ibnu Mas'ud malu bukan kepalang.
Karena Al Qur'an bukan karangan Rasulullah.
Al Qur'an bukan buku karangan manusia.
Al Qur'an juga bukan lirik lagu.
Dan yang menyuruh juga bukan penyanyi terkenal.
Dan yang disuruh bukan penyanyi muda berbakat.
Ia adalah sahabat yang beriman pada tuhannya.
Ibnu Mas'ud berkata, "Wahai Rasulullah, bagaiman aku membacakan Al- Qur'an untukmu, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu."
Rasulullah tersenyum manis dan menjawab, "Bacalah karena sesungguhnya aku ingin mendengar Al-Qur'an dibacakan orang lain." Sungguh jawaban yang menenangkan hati Ibnu mas'ud.
Ibnu Mas'ud mulai membaca Al Qur'an dengan khusyu dan Rasulullah mendengarkan dengan sekasama dan penuh perhatian. Hingga sampailah bacaan Ibnu Mas'ud pada ayat ke 41 dari Surat An-Nisa.
Bunyi ayat ini adalah;
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kamu mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap tiap umat, dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu.
Rasulullah bersabda, "sekarang cukup."
Ibnu Mas'ud berkata, " Aku memandang wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kedua matanya menitkkan air mata."
Hadits di atas boleh sobat dapatkan dalam kitab shahihnya Imam Bukhari dan Kitab Shahihnya Imam Muslim.
Demikian yang bisa dicatat pada saat ini. Bila kawan punya kisah inspiratif yang lain maka boleh share di sini. Artikel lain yang terkait dapat dibaca selengkapnya di sini.
Sebaiknya saya dan sobat semua mempelajari gaya hidup yang dicontohkannya. Ia menyerap ilmu dan hikmah langsung dari sumbernya yang murni yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diberi wahyu oleh Allah.
Saat jumpa pertama dengan Rasulullah ia sudah jatuh hati kepada Rasulullah dan agamanya dan ia masih belum tahu bahwa yang di hadapannya adalah Utusan Allah yang mulia. Ia terpesona oleh keagungan akhlaq manusia tampan yang ada di hadapannya. Seorang terkemuka dari Makkah yang mau menghampiri anak gembala seperti dirinya yang kumal, dan berbau tidak sedap. Bahkan orang tampan nan agung ini tanpa ragu memohon sesuatu dengan keluhuran budinya.
Ibnu Mas'ud semakin terpana saat menyaksikan mukjizat tepat di depan kedua bola matanya. Dan orang asing ini menyebutnya sebagai "anak yang terpelajar" saat ia meminta untuk diajari sesuatu oleh orang ini.
Menghapal Surat Ar-Rahman Pada Kesempatan Pertama
Banyak orang yang cerdas di dunia ini. Salah satunya adalah Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'anhu. Setelah ia masuk islam dan berikrar untuk membela Rasulullah dan mengikuti ajarannya, Ibnu Mas'ud diajari Surat Ar-Rahman dan ia mampu menghapalnya sekaligus pada pertemuan pertama dengan lancar dan faam maksudnya.
Berbekal iman yang kuat dan ilmu yang dalam dan hafalan yang Surat Ar-Rahman a menuju ka'bah. Dan di sana sedang berkumpul para pemuka Quraisy. Ibnu Mas'ud tanpa ragu berdakwah dengan melantunkan Surrat Ar-Rahman dengan lantang.
Mendengar ada orang yang membaca ayat-ayat yang menerangkan Ar-Rahman (Allah) yang Kaum Qurais mengakuinya namun menyembahnya dengan salah mereka tidak terima. Mereka menolak karena sifat-sifat Ar-Rahman yang ada dalam bacaan Ibnu Mas'ud tidak seperti Ar-Rahman yang selama ini mereka sembah.
Ibnu Mas'ud kemudian dipukuli hingga babak belur. Namun tetap saja ia tidak menghentikan bacaannya. Hingga kemudian sampailah Ibnu Mas'ud pada ayat terakhir Surat Ar-Rahman, dan lalu ia jatuh pingsan.
Betis yang Berat
Sobat semua pasti tahu, Bahwa Ibnu mas'ud adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bertubuh mungil, pendek dan kecil. Bila ia berdiri maka tingginya sama dengan orang yang sedang duduk.
Suatu ketika, Ibnu Mas'ud memanjat sebuah pohon. Karena angin waktu itu sangat besar hingga pohon yang ia naiki menjadi goyang hingga ia terlihat bagaikan burung yang ada di pohon. Saat itulah pakaiannya tersingkap angin dan membukakan betisnya yang kecil.
Para sahabat yang melihatnya kemudian tertawa melihat betis Ibnu Mas'ud yang kecil itu. saat itu rasulullah bersabda, "Apakah kalian menertawakan betisnya Ibnu Mas'ud? Demi Allah (yang jiwaku berada di tangan-Nya), sesungguhnya keduanya dalam mizan pada hari kiamat lebih berat dari gunung Uhud."
Hadits diatas boleh sobat cari pada kitab Imam Ahmad dan imam Ibnu Hibban.
Kata Rasul: "Bacakan kepadaku Al-Qur'an"
Sahabat semua, bila seorang punya karya apapun baik buku atau apapun namanya, lalu orang itu meminta kita untuk membaca sesuatu dari karyanya itu maka itu merupakan kehormatan bagi yang diminta membaca.
Begitu pula bila sobat punya sebuah puisi dan ingin dijadikan lagu, lalu sobat memberikannya kepada seorang penyanyi tidak kepada penyanyi yang lain, maka itu berarti sobat menghormati dan percaya bahwa penyanyi itu akanmenyanyikan lirik anda dengan baik.
Atau bila ada seorang penyanyi terkenal, misalnya Bon Jovi, lalu ia meminta atau mengizinkan seorang penyanyi muda, misalnya Judika, untuk menyanyikan lagunya, maka bagi penyanyi muda ini merupakan sebuah kehormatan.
Begitulah kira-kira kehormatan yang di dapatkan oleh Ibnu Mas'ud saat ia diminta membacakan Ayat-Ayat Al Qur'an oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang Al Qur'an diturunkan kepadanya.
Rasulullah bersabda kepada Ibnu Mas'ud, "Bacakan kepadaku Al Qur'an."
Kala itu Ibnu Mas'ud malu bukan kepalang.
Al Qur'an diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Tentu beliau paling hapal.
Paling mengerti makna-maknanya.
Paling mampu mengamalkannya.
Paling bisa mengajarkannya.
Dan kini Rasulullah memintanya untuk memabacanya.
Langsung dihadapannya.
Ibnu Mas'ud malu bukan kepalang.
Karena Al Qur'an bukan karangan Rasulullah.
Al Qur'an bukan buku karangan manusia.
Al Qur'an juga bukan lirik lagu.
Dan yang menyuruh juga bukan penyanyi terkenal.
Dan yang disuruh bukan penyanyi muda berbakat.
Ia adalah sahabat yang beriman pada tuhannya.
Ibnu Mas'ud berkata, "Wahai Rasulullah, bagaiman aku membacakan Al- Qur'an untukmu, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu."
Rasulullah tersenyum manis dan menjawab, "Bacalah karena sesungguhnya aku ingin mendengar Al-Qur'an dibacakan orang lain." Sungguh jawaban yang menenangkan hati Ibnu mas'ud.
Ibnu Mas'ud mulai membaca Al Qur'an dengan khusyu dan Rasulullah mendengarkan dengan sekasama dan penuh perhatian. Hingga sampailah bacaan Ibnu Mas'ud pada ayat ke 41 dari Surat An-Nisa.
Bunyi ayat ini adalah;
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kamu mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap tiap umat, dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu.
Rasulullah bersabda, "sekarang cukup."
Ibnu Mas'ud berkata, " Aku memandang wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kedua matanya menitkkan air mata."
Hadits di atas boleh sobat dapatkan dalam kitab shahihnya Imam Bukhari dan Kitab Shahihnya Imam Muslim.
Demikian yang bisa dicatat pada saat ini. Bila kawan punya kisah inspiratif yang lain maka boleh share di sini. Artikel lain yang terkait dapat dibaca selengkapnya di sini.