-->

Cara Cepat Kaya Menurut Milyarder Muslim

Menjadi kaya dan banyak rezeki menurut para pakar merupakan fitrah. Ibarat kata ia sudah merupakan bawaan lahir. Sudah menjadi watak dan tabi'atnya. Sudah tidak bisa diubah lagi. Memang seperti itu sih yang Orang Awam rasakan. Dan mungkin juga semua orang merasakan hal itu. Walaupun pernah ada saat-saat tertentu keinginan ini tenggelam. Seperti saat kita ada di hadapan ka'bah. Kita menatapnya dengan semua perasaan kita. Mengharu biru antara bhagia dan perasaan lainnya. Tempat lainnya adalah saat kita ada di samping makam Rasulllah saw. Kita berada di lingkungan nabawi yang dipenuhi sinar kenabian. Saat itu tanpa terasa mata kita, pipi, jenggot, bahkan pakaian kita basah. Bukan dengan keringat tapi dengan air mata. Kita bahagia berada di hadapan orang yang paling sayang kepada kita.

Namun karena sudah fitrah, perasaan tidak butuh kekayaan atau dunia ini akan timbul kembali. Kita tidak perlu membunuhnya. Kita hanya harus mengarahkannya, membimbingnya, dan menunjukan, serta membawanya berada di jalan yang benar. Orang Awam mengira itulah salah satu fungsi diturunkannya agama Islam, yaitu agar dunia dan akhirat harus dipahami sebagai yang harus ada dalam pengaturan Allah swt, bukan yang lainnya. Maka tidak lah pantas kita menyimpan Tuhan lain di hati dan kehidupan kita. Karena sesungguhnya tuhan-tuhan itu tidak ada. Yang ada adalah hanya Satu Tuhan yaitu allah SWT.

Kemudian setelah dipikir-pikir oleh Orang Awam bisa sampai ke Makkah atu Madinah juga atas kehendak Allah. dan kehendak Allah juga kita harus menggunakan pesawat dan alat transportasi lain untuk sampai ke Makkah atau Madinah. dan tentu itu harus dibiayayi dengan biaya yang tidak sedikit. Dan ini adalah rezeki allah yang disampaikan kepada kita melalui banyak tangan.

Dalam ceramah-ceramah Orang Awam sering mendengar, bahwa untuk satu suap nasi yang kita makan itu memerlukan banyak tangan yang menyampaikannya ke mulut kita. Coba saja mulai dari para pembuka lahan, kemudian para petugas irigasi mulai mengairinya, lalu para tukang pacul segera meratakannya dan membentuknya menjadi petak-petak sawah, setelah itu dibajak, lalu membeli benih unggul para penjual benih, setelah itu banyak tangan menanam kecambahnya, tangan-tangan yang lain kemudian menyiangi dan memberi pupuk, setelah itu tangan-tangan lain memanennya dan membersihkannya, tangan-tangan lain menimbang kiloannya, lalu tangan-tangan lain yang membawanya ke gudang, kemudian tangan-tanga lain pula yang menggilingnya menjadi beras, setelah itu diangkut ke pasar atau toko, lalu kita membeli, dan melalui isteri-isteri kita ia diolah dan lalu dihidangkannya ke hadapan kita. Sampai di sini apakah ada jaminan makanan yang sudah digenggam dan mau di masukkan ke mulut dapat kita nikmati??? Hanya Tangan Allah lah yang kemudian menuntunnya masuk ke mulut kita. Apakah setelah ia masuk ke mulut lalu ke lambung, adakah jaminan ia akan keluar lagi dengan selamat??? Hanya Allah lah yang maha mampu memasukkan dan mengeluarkan. Alhamdulillahirabbil'alamin ...

Pertama-Tama Bersyukur

Ikhtiar agar kita cepat kaya adalah bersyukur. betul-betul sadar bahwa yang kita terima dan yang ada pada kita adalah dariNya. Kita lantunkan puji-pujian kepadanya dengan menyebut-nyebut nama dan perbuatanNya. Kita lantunkan dzikir dengan nama-namaNya yang indah. Kita baca; Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Malik, Ya Salam, Ya Mu'min, Ya 'Aziz, Ya Khalik, Ya Bari Ya Mushawwir, Ya Ghaffar, Ya Wahhab, Ya Razzaq, Ya Fattah,ya 'Alim, Ya Basith, Ya Rafi', Ya Mu'izz, Ya Sami', Ya Bashir, Ya Ghafur, Ya Syakur, Ya 'Aliy, Ya Kabir, Ya Hasib, Ya Jalil, Ya Mujib, Ya Wasi', Ya Hayy, Ya Qayyum, Ya Barr, Ya Rauf, Ya Malikal Mulki, Ya Dzaljalali wal-ikram, Ya Ghaniy, Ya mughni, Ya Nur, Ya Rasyid, Ya Shabur, Ya Wadud.

Setelah itu kita lantunkan dzikir Ya arhamarrahimin, ya Khairul ghafirin, ya Khairurraziqin, ya sarii'al hisab, ya hayyu ya qayyum, ya dzal jalali wal ikram. Maka kemudian kta bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir. Setelah itu kita iringi dengan membaca hauqalah, hasbunallah wani'mal wakil, dan shalawat.

Kita sebut-sebut selalu kebaikan dan karunia Allah kepada kita. Kita hayati dan pikirkan keajaiban-keajaiban yang ada dalam diri kita. Dari ujung rambut sampai ujung kaku kita baca semua. Lewat serangkaian penjelasan dan bacaan kita akan tahu bahwa satu zat saja hilang dari tubuh kita itu merupakan ancaman berat bagi kelangsungan hidup kita. Dan bila semua unsur pembentuk tubbuh kita ini tidak mampu lagi bekerja sama maka tubuh kita akan mengalami mal fungsi yang menyebabkan tubuh kita rusak dan tidak bisa berfungsi lagi dengan baik.

Untuk merenungkan sehelai rambut saja kita tak mungkin bisa sempurna. Penelitian tentangnya akan selalu baru dan selalu mendapati keajaiban-keajaiban yang tak terbantahkan. Maka dengan ini harus ungkapan yang mana lagi yang bisa kita sampaikan sebagai tanda syukur kepadanya selain dengan kalimat-kalimat yang diajarkanNya dala Al-Qur'an dan oleh Rasulnya. Kata-kata kita mengucap syukur tidak sebanding dengan karunia yang telah kita kita dapatkan. namun Allah maha Tahu, Maha Penyantun, dan Maha Pemaaf. Ia tahu kita kita tidak akan mampu. Ia hanya memerintahkan untuk bersyukur dan mengajarkan caranya. Diantaranya dengan memujiNya dan berdo'a dengan do'a yang diajarkannya. Orang yang menyebut-nyebut namanya dengan penuh pengakuan maka ia menerima itu sebagai tanda syukur. Dan kita tahu itu tidak sempurna dari kita. namun Allah menerima dari kita yang sedikit itu dengan penerimaan yang lapangnya melebihi luas langit dan bumi. Allah ya Syakuur, Maha Suci Engkau yang memberika pahala berlipat bagi aalan kami yang sedikit dan tidak sempurna, padahal modalnya dariMu jua. Ya, dariMu jua. Lalu bagaiman bisa kami mengembalikan modal dariMu itu. Laa haula walaa Quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim.

Berdo'alah dengan penuh khusyu. Mintalah hati dan badan serta keluarga yang selalu suka bersyukur dan mudah bersyukur. Seorang yang dianugerahi hati yang suka bersyukur adalah orang yang beruntung. Karena ia telah memlki modal besar bagi kehidupannya. Cara mendapatkannya adalah dengan terus bersyukur. Ya hanya itu saja. Ingin punya hati yang bersyukur caranya ya bersyukur saja. Dengan bersyukur maka rasa syukur akan semakin kuat. Maka riyadhoh ini berlaku bagi amalan-amalan hati yang lainnya.

Ungkapkanlah "Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa huni 'ibadatika." Mintalah kepadanya selalu. kalau kita minta kita akan diberi. Iatulah etika yang terbaik bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Lalu ungkapkan, "Rabbi auzi'ni an asykurallati an'amta 'alayya wa'alaa waalidayya wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilni birahmatika fii 'ibadikash sholihin." Sambil terus sadari bahwa semua kekayaan ini bukan karena kepintaran, kecerdasan, dan pengaruh kita. Bukan karena jitunya siasat dan strategi kita. Bukan pula karena trik atau karena kita sekolah tinggi. namun semua karena Allah semata. adapun ikhtiar kita lakukan sebagai bentuk do'a dan pembuktian bahwa kita menggunakan segala potensi yang ada sebagai makhlukNYa yang berbakti kepadanya dengan akal waras sebagai anugerahnya. Karena Allah terlalu Agung untuk disembah dengan kebodohon, kelemahan, dan kelalaian.

Kedua Kalinya Beristighfar

Saat kita sadar bahwa selama mentari pagi menghangatkan tubuh ini, kita sadar bahwa kita masih hidup. Saat udara pagi meresapkan kesejukan ke dalam dada, saat itu pula kita tahu kita masih bernafas. Ya untuk bisa terus hidup bisa terus hidup manusia bisa mengorbankan segalanya. Untuk satu tarikan nafas manusia rela menebusnya dengan darah dan air mata bahkan rela memberikan nafasnya sekalipun. Padahal kita tahu yang disebut "hidupku" ini adalah bukan milik kita. Buktinya kita tidak ada seorang pun yang bisa menjamin dirinya akan hidup selamanya. Dan yang disebut "nafasku" ini, sebenarnya bukanlah milik kita. Ya, bukan milik kita. Kita tidak mampu menahan saat ia tidak lagi mengisi paru-paru dan saluran pernafasan kita. Saat detak kehidupan harus berhenti saat itu pula kita akan sadar sesadar-sadarnya bahawa semua hanya milik Allah semata. Laa haula walaa Quwwata illa billah...

Kemudian kita timbang dan hitung. Besar manakah antara syukur kita dan lalai kita terhadap nikmatNya. Apakah kita masih merasakan lalai terhadapnya, pernah kita tidak melaksanakan ajaranNya, pernah lebih memilih selainNya. jawaban itu bila ya berarti kita harus segera beristighfar. dan sudah dapat kita tahu jawaban itu sedari dahulu. bahwa kita tidak akan mampu bersyukur degan sebaik-baiknya syukur.

Maka beristighfarlah. Boleh kita beristighfar dengan istighfar Nabi Adam, "Rabbana zhalamna anfusana, wa inlam tagfir lana watarhamna, lanakuunanna minal khosirin." Kita juga boleh melantunkan istighfar nabi Yunus AS, "laa ilaaha illa Anta, subhanakan inni kuntu minazhalimin." Atau salah satu ungkapan istighfar yang diajarkan rasulullah, "Astaghfirullahalladzi laa ilaaha illa huwalhayyul qayyuum, wa atuubu ilaihi."

etelah itu rajin beribadah dan tingkatkan semua amalan lahir dan batin. Jangan lupa berbakti kepada orang tua, guru, dan masyarakat. Perkuatlah jalinan silaturrahim antara kita. Hilangkan rasa dendam dan timbulkan kasih sayang. Jangn sampai ada sedikitpun niat untuk menyakiti orang lain, dan sebisa mungkin meninggalkan perbuatan yang berpotensi membuat orang lain tidak nyaman dan sakit hati. Redamlah semua amarah dengan selalu mengingat kebaikan orang lain. Dan hancurkan rasa sombong dalam diri dengan mengingat keburukan amal kita dan kelemahan-kelemahan amalan kita. Hanya kepada Allah saja kita memohon ampunan dan perlindungan.
LihatTutupKomentar