Dalam diskusi-diskusi yang ditayangkan televise sering ada kata absurd. Dalam pemberitaan-pemberitaan di Koran-koran sering juga ada kata absurd. Dalam bincang-bincang mahasiswa di bawah pohon beringin kampus ada juga kata absurd. Mengikuti kuliah dengan para dosen dan ilmuwan selalu ada kata absurd. Ketika menghadiri sebuah aksi demo selalu ada kata absurd. Di warung kopi dalam suasana santai para karyawan yang lagi makan siang menggunakan pula kata absurd. Anak-anak yang terlibat dalam organisasi-organisasi pergerakan sering memakai kata absurd. Di buku-buku filsafat dan motivasi ternyata ada kata absurd juga.
Dengar-dengar pembicaraan para nelayan di pantai-pantai Santolo dan sayang Heulang Garut ternyata ada juga kata absurd. Kok bisa yah, agak heran sih, mungkin ini pengaruh globalisasi yang bentuknya kemudahan dan kecepatan pertukaran inormasi, televise salah satunya. Di kalangan petani, peternak, dan pekebun ternyata juga terdengar disebutkan kata absurd. Sepertinya hanya kumpulan anak TK saja yang tidak mengucapkannya.
Lalu apakah penjelasan akan makna kata absurd ini ?
Yang nulis tulisan ini sih belu bisa ngejawab. Tapi tenag kita serahin aja ma ahlinya. Nih kata Bang Syamsuddin Arif, ia mengutif kmus Latin – Inggris, kata absurd ini asalnya ‘absurdum’, kata ini memiliki banyak arti, Paling tidak ada lima pengertian dari kata absurdum ini.
Pertama, Irrational atau bahasa kitanya ‘tidak masuk akal’. Nah jadi pernyataan atau suatu penjelasan yang tidak masuk akal dan tidak ilmiah itu termasuk absurd. Maka dengan ini mitos, legenda, tahayul dan lain sebagainya yang akal tidak bisa menjelaskannya mak itu termasuk absurd. Beda dengan mu’jizat atau kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya yang terpilih; yang ini masuk akal, karena bangunan teoritis dan argumentasi yang dibangun sangat masuk akal. Sangat tipis bedanya antara yang irrational dengan yang supra-rational. Kalau kita salah memaknainya maka kita akan kena dan masuk dalam kata absurd tadi.
Kedua, Senless yang berarti tidak bermakana. Ini bisa mengandung beberapa pengertian. Tidak bermakna bisa berarti tidak difahami kejelasan maknanya. Atau bisa juga berartisejak awal ungkapan atau penjelasan yang dilontarkan adalah hanya sampah dan tidak punya kelas atau kualitas. Atau bisa juga tidak bermakna itu tidak ada guna dan manfaatnya, bisa akibat kurangnya ilmu atau tidak tepat dalam menggunakan media, cara, waktu dan tempat.
Ketiga, Against reason or common sense. Ini bermakna bahwa ungkapan atau teori yang dikemukakan menyalahi logika dan pengertian umum. Yang ini tentunya terjadi pada peradaban yang mempunyai ajaran yang menghimpun tsawabit dan mutaghayyirat. Pendapat yang menabrak tsawabit maka dapat dikatakan absur, begitu pula yang menyalahi kaidah-kaidah umum dalam mutaghayyirat juga akan termasuk absurd. Seperti orang yang berpendapat ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw termasuk absurd karena menyalahi kesepakata dan logika umum yang sudah menjadi bagian dari tsawabit.
Keempat, Clearly false or foolish, ini bermakna jelas-jelas keliru dan bodoh. Ini bisa mengandung arti bahwa pernyataannya salah bahkan menurut logika yang paling sederhana. Atau mengungkapkan suatu kesimpulan yang melompat jauh melenceng dari susunan tesis yang ada.
Kelima, Ridiculous yang bermakna menggelikan. Ini berarti pendapat dan teori yang dibangun hanya asal-asalan, mencomot istilah sana sini yang tidak akurat dan pas serta memberikan makna yang berbeda dengan makna asalnya. Bisa juga sikap ambivalent dan mancla-menle terlihat cari muka sana sini dan memaksakan suatu dalil untuk mendukung teorinya padahal dalilnya tidak pas untuk teori yang dibangun.
Barangkali tahapan-taapan pembelajaran seringkali ada teori dan ungkapan absurd. Hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, bimbingn, dan arahan.
Namun di samping itu ternyata ada juga yang mengimani, mengagumi, atau memeluk satu ajaran justru karena ke-absrd-an ajaran tetentu itu. Contohnya Tertullian ketika berbicara tentang konsep Trinitas dalam Kristen, ia mengungkapakan Credo Quia absurdum yang bermakana ‘aku beriman justru karena doktrin itu tidak masuk akal’.
Ada lagi, St Anselm mengungkapkan Cur Deus Homo, yang ini saya kagak ngarti apa maksudnya. Barangkali kebanggaan bahwa tuhannya berasal dari manusia atau kebanggaan bahwa tuhannya telah mewujud manusia yang bertulang, berdaging dan berdarah yang rela mati di tiang salib untuk menebus dosa umat manusia.
Ada lagi, St Agustinus yang menulis Credo ut intelligam. Ungkapan ini berarti ‘saya beriman percaya supaya aku mengerti’. Ini berbeda dengan Islam yang harus mengilmui dahulu ajaran agama dengan bukti dan argumentasi yang jelas. Baru kalau sudah faham bisa beribadah dengan benar.
Ada huga St Jerome yang menyatakan De Mysterio Trinitas recta confession est ignoratio scientia. Ini maknanya opo yah … ? Begini, ia menyatakan bahwa ‘misteri trinitas hanya dapat diimani dengan mengakui bahwa kita tidak bisa memahaminya.
Hanya kepada Allah kami berserah diri.
Di dunia ini banyak yang absurd seperti kata absurd. Hanya Allah yang Maha Wujud.
Dengar-dengar pembicaraan para nelayan di pantai-pantai Santolo dan sayang Heulang Garut ternyata ada juga kata absurd. Kok bisa yah, agak heran sih, mungkin ini pengaruh globalisasi yang bentuknya kemudahan dan kecepatan pertukaran inormasi, televise salah satunya. Di kalangan petani, peternak, dan pekebun ternyata juga terdengar disebutkan kata absurd. Sepertinya hanya kumpulan anak TK saja yang tidak mengucapkannya.
Lalu apakah penjelasan akan makna kata absurd ini ?
Yang nulis tulisan ini sih belu bisa ngejawab. Tapi tenag kita serahin aja ma ahlinya. Nih kata Bang Syamsuddin Arif, ia mengutif kmus Latin – Inggris, kata absurd ini asalnya ‘absurdum’, kata ini memiliki banyak arti, Paling tidak ada lima pengertian dari kata absurdum ini.
Pertama, Irrational atau bahasa kitanya ‘tidak masuk akal’. Nah jadi pernyataan atau suatu penjelasan yang tidak masuk akal dan tidak ilmiah itu termasuk absurd. Maka dengan ini mitos, legenda, tahayul dan lain sebagainya yang akal tidak bisa menjelaskannya mak itu termasuk absurd. Beda dengan mu’jizat atau kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya yang terpilih; yang ini masuk akal, karena bangunan teoritis dan argumentasi yang dibangun sangat masuk akal. Sangat tipis bedanya antara yang irrational dengan yang supra-rational. Kalau kita salah memaknainya maka kita akan kena dan masuk dalam kata absurd tadi.
Kedua, Senless yang berarti tidak bermakana. Ini bisa mengandung beberapa pengertian. Tidak bermakna bisa berarti tidak difahami kejelasan maknanya. Atau bisa juga berartisejak awal ungkapan atau penjelasan yang dilontarkan adalah hanya sampah dan tidak punya kelas atau kualitas. Atau bisa juga tidak bermakna itu tidak ada guna dan manfaatnya, bisa akibat kurangnya ilmu atau tidak tepat dalam menggunakan media, cara, waktu dan tempat.
Ketiga, Against reason or common sense. Ini bermakna bahwa ungkapan atau teori yang dikemukakan menyalahi logika dan pengertian umum. Yang ini tentunya terjadi pada peradaban yang mempunyai ajaran yang menghimpun tsawabit dan mutaghayyirat. Pendapat yang menabrak tsawabit maka dapat dikatakan absur, begitu pula yang menyalahi kaidah-kaidah umum dalam mutaghayyirat juga akan termasuk absurd. Seperti orang yang berpendapat ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw termasuk absurd karena menyalahi kesepakata dan logika umum yang sudah menjadi bagian dari tsawabit.
Keempat, Clearly false or foolish, ini bermakna jelas-jelas keliru dan bodoh. Ini bisa mengandung arti bahwa pernyataannya salah bahkan menurut logika yang paling sederhana. Atau mengungkapkan suatu kesimpulan yang melompat jauh melenceng dari susunan tesis yang ada.
Kelima, Ridiculous yang bermakna menggelikan. Ini berarti pendapat dan teori yang dibangun hanya asal-asalan, mencomot istilah sana sini yang tidak akurat dan pas serta memberikan makna yang berbeda dengan makna asalnya. Bisa juga sikap ambivalent dan mancla-menle terlihat cari muka sana sini dan memaksakan suatu dalil untuk mendukung teorinya padahal dalilnya tidak pas untuk teori yang dibangun.
Barangkali tahapan-taapan pembelajaran seringkali ada teori dan ungkapan absurd. Hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, bimbingn, dan arahan.
Namun di samping itu ternyata ada juga yang mengimani, mengagumi, atau memeluk satu ajaran justru karena ke-absrd-an ajaran tetentu itu. Contohnya Tertullian ketika berbicara tentang konsep Trinitas dalam Kristen, ia mengungkapakan Credo Quia absurdum yang bermakana ‘aku beriman justru karena doktrin itu tidak masuk akal’.
Ada lagi, St Anselm mengungkapkan Cur Deus Homo, yang ini saya kagak ngarti apa maksudnya. Barangkali kebanggaan bahwa tuhannya berasal dari manusia atau kebanggaan bahwa tuhannya telah mewujud manusia yang bertulang, berdaging dan berdarah yang rela mati di tiang salib untuk menebus dosa umat manusia.
Ada lagi, St Agustinus yang menulis Credo ut intelligam. Ungkapan ini berarti ‘saya beriman percaya supaya aku mengerti’. Ini berbeda dengan Islam yang harus mengilmui dahulu ajaran agama dengan bukti dan argumentasi yang jelas. Baru kalau sudah faham bisa beribadah dengan benar.
Ada huga St Jerome yang menyatakan De Mysterio Trinitas recta confession est ignoratio scientia. Ini maknanya opo yah … ? Begini, ia menyatakan bahwa ‘misteri trinitas hanya dapat diimani dengan mengakui bahwa kita tidak bisa memahaminya.
Hanya kepada Allah kami berserah diri.
Di dunia ini banyak yang absurd seperti kata absurd. Hanya Allah yang Maha Wujud.