Kezhaliman yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya berlaku adil akan menghasilkan Boomerang Effect. Akibat yang timbul sangat menentukan bagi perjalan manusia. Efeknya menggaung hingga menembus masa depan.
Boomerang Effect membawa manusia kepada kehidupan yang tidak beradab, apatis akan kebenaran dan para penyiarnya. Yang menjadi tolak ukur saat ini terjadi adalah pribadi manusia masing-masing. Sikap egois dan mementingkan diri sendiri akan semakin kuat. Standar kebenaran berdasarkan pemikiran masing-masing orang,. Tidak ada kebenaran umum yang ada adalah faham relativisme yang menilai semua pendapat benar pada dirinya sendiri.
Pada masa kini kita sering melihat para pemimpin dan pejabat yang melanggar keadilan. Mereka merampas harta rakyat dengan cara halus dibalik tabir perundang-undangan. Mereka mencabik kehormatan rakyatnya sendiri. Seharusnya para pemimpin adalah pelindung bagi rakyatnya. Namun yang terjadi adalah ia memakan rakyatnya sendiri. Kalaupun tidak ia mengimpor rakyatnya kepada pemimpin lain untuk disembelih sebagai upeti dan tanda balas jasa.
Kita lihat juga para hakim yang seharusnya menegakkan keadilan dengan setegak-tegaknya. Secara factual ada saja hari-hari kita saat ini dipenuhi dengan kasus-kasus hukum yang diantaranya menjerat para hakim itu.
Kita lihat juga para pendakwah agama dan aktivis kemanusiaan. Di depan khalayak mereka mengajarkan moral dan akhlaq serta nilai-nilai kemanusiaan. Namun di belakang panggung mereka tidak melaksanakan apa yang mereka suarakan di depan khalayak ramai itu.
Bila hal di atas sering terjadi maka rakyat atau masyarakat manusia akan kehilangan panutan dan suri tauladan. Mereka akan merasa kebingungan duduk berdiri penuh keheranan. Mereka pikir seharusnya orang-orang pintar, cerdas, bijak dan bersekolah tinggi itu seharusnya lebih kuat iman dan taqwanya.Naun ernyata mereka mendapatkan kenyataan pahit yang terpaksa harus mereka telan.
Kepecayaan yang masyarakat berikan atas nama demokrasi ternyata dikhianati. Mereka ditipu oleh wakilnya sendiri. Mereka mengutus sanga gadis manis bernama kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan namun ternyata kabar datang bahwa sang utusan telah berkhianat atas namanya.
Namun semuanya belum berakhir. Terkadang masyarakat adalah cerminan pemimpinnya. Terkadang pula pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Bila pemimpin tidak baik mungkin masyarakat yang menjadi ibunya berlaku tidak baik hingga melahirkan anak yang tidak baik.
Maka dalam hal ini mari kita mendidik diri kita dan anak-anak generasi penerus kita serta jangan kita tinggalkan saling menasehati serta amr ma’ruf nahyi munkar bilma’ruf.
Boomerang Effect membawa manusia kepada kehidupan yang tidak beradab, apatis akan kebenaran dan para penyiarnya. Yang menjadi tolak ukur saat ini terjadi adalah pribadi manusia masing-masing. Sikap egois dan mementingkan diri sendiri akan semakin kuat. Standar kebenaran berdasarkan pemikiran masing-masing orang,. Tidak ada kebenaran umum yang ada adalah faham relativisme yang menilai semua pendapat benar pada dirinya sendiri.
Pada masa kini kita sering melihat para pemimpin dan pejabat yang melanggar keadilan. Mereka merampas harta rakyat dengan cara halus dibalik tabir perundang-undangan. Mereka mencabik kehormatan rakyatnya sendiri. Seharusnya para pemimpin adalah pelindung bagi rakyatnya. Namun yang terjadi adalah ia memakan rakyatnya sendiri. Kalaupun tidak ia mengimpor rakyatnya kepada pemimpin lain untuk disembelih sebagai upeti dan tanda balas jasa.
Kita lihat juga para hakim yang seharusnya menegakkan keadilan dengan setegak-tegaknya. Secara factual ada saja hari-hari kita saat ini dipenuhi dengan kasus-kasus hukum yang diantaranya menjerat para hakim itu.
Kita lihat juga para pendakwah agama dan aktivis kemanusiaan. Di depan khalayak mereka mengajarkan moral dan akhlaq serta nilai-nilai kemanusiaan. Namun di belakang panggung mereka tidak melaksanakan apa yang mereka suarakan di depan khalayak ramai itu.
Bila hal di atas sering terjadi maka rakyat atau masyarakat manusia akan kehilangan panutan dan suri tauladan. Mereka akan merasa kebingungan duduk berdiri penuh keheranan. Mereka pikir seharusnya orang-orang pintar, cerdas, bijak dan bersekolah tinggi itu seharusnya lebih kuat iman dan taqwanya.Naun ernyata mereka mendapatkan kenyataan pahit yang terpaksa harus mereka telan.
Kepecayaan yang masyarakat berikan atas nama demokrasi ternyata dikhianati. Mereka ditipu oleh wakilnya sendiri. Mereka mengutus sanga gadis manis bernama kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan namun ternyata kabar datang bahwa sang utusan telah berkhianat atas namanya.
Namun semuanya belum berakhir. Terkadang masyarakat adalah cerminan pemimpinnya. Terkadang pula pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Bila pemimpin tidak baik mungkin masyarakat yang menjadi ibunya berlaku tidak baik hingga melahirkan anak yang tidak baik.
Maka dalam hal ini mari kita mendidik diri kita dan anak-anak generasi penerus kita serta jangan kita tinggalkan saling menasehati serta amr ma’ruf nahyi munkar bilma’ruf.