Ba’da Shalat Jum’at kami sampai di rumah Bapak Momon. Ia adalah kasepuhan Gelar Pawitan. Dulu ia berperan sebagai Sekdes Desa Gelar Pawitan yang katanya sekarang diteruskan oleh putranya, A Lukman. Ia punya puteri, Tinta Herawati. Ia adalah salah seorang mahasiswi di STIT Insida. Sesampainya di rumahnya saya kagum Tidak menyangka ada rumah cantik di sini. Sebelumnya saya semapat terkagum-kagum melihat bangunan SD dan Gapuranya yang cantik.
Sebelumnya lagi saya sempat merasa kagum dan bahagia karena pengajian ibu-ib setelah jum’atan tersiar di mana-mana. Nampaknya kehidupan Islam terus memberikan nafas bagi banyak aspek kehidupan yang lain di sini. Masyarakat yang semangat belajar dan mengamalkan Al-Qur’an akan maju.
Sebelumm Maghrib kami berjalan-jalan sambil mencari toko sandal, makanan, dan perlengkapan untuk kami mandi. Untuk mencari toko yang besar dan lengkapa di Gelar masih terbatas. Bagi para investor dan pelaku bisnis perlu melirik tempat ini karena peluang usaha sangat terbuka. Lebih-lebih hasil bumi dari Gelar Pawitan sangat melimpah.
Di Rumah Eko
Setelah dari toko kami langsung diajak Kang Agus ke rumah Eko salah seorang Mahasiswa juga. Ternyata di sana sudah berkumpul para mahasiswa. Saya tidak langsung bergabung dan masuk ke rumah. Namun kami merekam terlebih dahulu suara indah dari tongeret yang jarang kami dapati. Suara dari makhluq Allah ini teramat keras dan constant. Menurut pandangan agama semua makhluk adalah bertasbih kepada Allah sesuai dengan titah Allah kepadanya. Maka makhluk-makhluk Allah berbeda-beda cara dalam bertasbih dan kita sebagai manusia tidak tahu.
Titik Sandora
Beberapa detik merekam saya langsung bergabung dengan mahasiswa dan dosen-dosen di rumah Eko. Kami masih berbincang tentang Tongeret. Kata mereka makhluk ini keci seukuran jari kelingking. Biasanya berwarna hijau daun dan berbunyi saat-saat tertentu saja terutama menjelang sore hari.
Rupanya Tongeret ini TITIK SANDORA. Tentunya ini adalah sebuah pelesetan. Titik sandora yang dimaksudkan bukanlah Titik Sandora yang aktris sinetron. Maknanya adalah ‘Leutik-leuti gede sora’ itulah Tongeret. Meskipun kecil tapi suaranya keras.
Ya Allah jadikanlah kami manusia yang berani lantang menyuarakan kebenaran.
Sebelumnya lagi saya sempat merasa kagum dan bahagia karena pengajian ibu-ib setelah jum’atan tersiar di mana-mana. Nampaknya kehidupan Islam terus memberikan nafas bagi banyak aspek kehidupan yang lain di sini. Masyarakat yang semangat belajar dan mengamalkan Al-Qur’an akan maju.
Sebelumm Maghrib kami berjalan-jalan sambil mencari toko sandal, makanan, dan perlengkapan untuk kami mandi. Untuk mencari toko yang besar dan lengkapa di Gelar masih terbatas. Bagi para investor dan pelaku bisnis perlu melirik tempat ini karena peluang usaha sangat terbuka. Lebih-lebih hasil bumi dari Gelar Pawitan sangat melimpah.
Di Rumah Eko
Setelah dari toko kami langsung diajak Kang Agus ke rumah Eko salah seorang Mahasiswa juga. Ternyata di sana sudah berkumpul para mahasiswa. Saya tidak langsung bergabung dan masuk ke rumah. Namun kami merekam terlebih dahulu suara indah dari tongeret yang jarang kami dapati. Suara dari makhluq Allah ini teramat keras dan constant. Menurut pandangan agama semua makhluk adalah bertasbih kepada Allah sesuai dengan titah Allah kepadanya. Maka makhluk-makhluk Allah berbeda-beda cara dalam bertasbih dan kita sebagai manusia tidak tahu.
Beberapa detik merekam saya langsung bergabung dengan mahasiswa dan dosen-dosen di rumah Eko. Kami masih berbincang tentang Tongeret. Kata mereka makhluk ini keci seukuran jari kelingking. Biasanya berwarna hijau daun dan berbunyi saat-saat tertentu saja terutama menjelang sore hari.
Rupanya Tongeret ini TITIK SANDORA. Tentunya ini adalah sebuah pelesetan. Titik sandora yang dimaksudkan bukanlah Titik Sandora yang aktris sinetron. Maknanya adalah ‘Leutik-leuti gede sora’ itulah Tongeret. Meskipun kecil tapi suaranya keras.
Ya Allah jadikanlah kami manusia yang berani lantang menyuarakan kebenaran.