Tersenyum adalah kado hadiah terindah yang kita dapatkan dari saudara kita sesama manusia. Ketulusan hati dan kesediaan untuk berbagi tampak dalam satu simpul senyuman manis. Saking indahnya senyuman bahkan kucing atau hewan lain yang memiliki wajah seperti tersenyum akan diperebutkan orang.
Sebagai insan berbudi sudah selayaknya kita berusaha membersihkan hati dan melapangkan dada. Senyum kita untuk saudara kita sesama manusia adalah sedekah seperti senyum mereka terhadap kita. Wajah ceria dengan senyu kita yang tulus akan membuat cair suasana, dan keakraban antara kita akan terjalin.
Dr Aidh Al-Qarni mencatat dalam salah satu bukunya alasan-alasan kita harus tersenyum. Ia menulis;
Bagi anda akan punya alasan-alasan yang lain yang lebih banyak. Mengingat Allah di antaranya adalah bersyukur. Bersyukur dimulai dengan penerimaan atas ni'mat Allah dan kemudian mengakui bahwa semua atas izin Allah. Bukan atas kepintaran dan kecerdasan kita dalam berusaha.
Semua yang ada pada diri kita membuat kita bahagia dan sekaligus ada tertanam rasa khawatir yang positif. Kita bahagaia dan tersenyum karena banyaknya ni'mat yang diberikan kepada kita. Kita juga sedih dan khawatir karena belum bisa bersyukur dan menggunakan ni'mat-ni'mat itu dengan selayaknya.
Namun begitu dalam bermu'amalah tetaplah kita harus menampakkan rasa persahabatan dan persaudaraan yang hangat dan erat. Diantara tali pengikatny adalah senyum kita kepada orang-orang di sekeliling kita. Percayalah satu senyum tulus mampu menyirami hati yang tandus karena benban hidup dan akan membangkitkan hati yang sudah hampir habis gairahnya.
Sebagai insan berbudi sudah selayaknya kita berusaha membersihkan hati dan melapangkan dada. Senyum kita untuk saudara kita sesama manusia adalah sedekah seperti senyum mereka terhadap kita. Wajah ceria dengan senyu kita yang tulus akan membuat cair suasana, dan keakraban antara kita akan terjalin.
Dr Aidh Al-Qarni mencatat dalam salah satu bukunya alasan-alasan kita harus tersenyum. Ia menulis;
Bagaimana seorang muslim tidak tersenyum sementara ia telah meridhai Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Mhammad saw. sebagai nabinya? Bagaimana ia tidak tersenyum sementara baginya telah ditumbuhkan taman-taman yang menyenagkan, dan kebun yang hijau, yang padanya terdapat pohon-pohon yang indah menyegarkan, dan tumbuhan yang penuh keindahan. Bagaimana ia tidak tersenyum sementa Allah telah mengadakan baginya bintang-bintang yang terang, lautan yang luas, tanah yang berkelok-kelok, dan planet-planet yang berputar di porosnya?
Bagaimana ia tidak tersenyum sementara burung-burung bernyanyi, merpati berdendang, matahari bersinar, bulan bercahaya indah, pagi hari datang dalam terang cahaya, dan hjan turun dari balik awan di langit? Bagaimana ia tidak tersenyum sementara angin sepoi beriup, daun-daun gemerisik, burung kenari bersiul,aroma indah bertiup, air jatuh di antara bebatuan mendendangkan lagu cinta, dan menceritakan pagar kehidupan?
Semua yang ada pada diri kita membuat kita bahagia dan sekaligus ada tertanam rasa khawatir yang positif. Kita bahagaia dan tersenyum karena banyaknya ni'mat yang diberikan kepada kita. Kita juga sedih dan khawatir karena belum bisa bersyukur dan menggunakan ni'mat-ni'mat itu dengan selayaknya.
Namun begitu dalam bermu'amalah tetaplah kita harus menampakkan rasa persahabatan dan persaudaraan yang hangat dan erat. Diantara tali pengikatny adalah senyum kita kepada orang-orang di sekeliling kita. Percayalah satu senyum tulus mampu menyirami hati yang tandus karena benban hidup dan akan membangkitkan hati yang sudah hampir habis gairahnya.