Tulisan ini adalah bentuk kebahagiaan, kekaguman dan rasa terima kasih atas ilmu Allah yang saya dapatkan selama ini. Allah telah banyak mengajarkan ilmu yang sangat banyak . Saya merasa dipermudah dalam meraihnya. Pikiran yang sempurna dan kecerdasan yang tetap yang Allah anugerahkan merupakan modal besar yang saya milki. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau pikiran saya tidak waras atau kecerdasan saya dibawah rata-rata, atau bagaimana bila saya terkena sindrome keterbelakangan mental. Ya Allah Hamdan laka wanisni tsanaa-an ma atsnaita 'ala nafsika.
Allah adalah Maha mengetahui. Ilmunya Allah tidak terbatas jarak. Jauh dan dekat itu nisbi dalam Pandangan Allah. Jauh dan dekat adalah makhluqnya. Juh dan dekat hanyalah fenomena yang Allah ciptakan untuk manusia yang bertempat dan hidup dalam waktu. Allah Maha dekat tapi tidak membutuhkan ruangan. Allah pun menjauh bila kita berdosa. Namun begitu Pengawasan Allah lebih teliti dari pada pengawasan apapun. Sebenarnya sangupkan kita menjauh darinya, bisakah kita menjauh dan lepas dari pengawasannya. Mampukah kita untuk sembunyi dari hadapannya. Walaupun ada kata menjauh atau mendekat, namun pada hakikatnya Allah itu tetap dekat. Maka orang yang mendekat kepada Allah akan dekat dengankasih sayang-Nya. Dan barang siapa menjauh dan bermaksiat sesungguhnya ia tidak akan bisa lepas dari pengawasannya. Bila kita durhaka Allah akan menjauhkan kita dari kasih sayangnya.
Allah mah sayang terhadap hambanya. Yang terjatuh dalam lumpur dosa Ia ulurkan tali penyelamat. Ia kirim para penasihat. Teman dekat, kerabat, guru, anak, istri Allah kirim untuk mengulurkan tali menariknya dari kubangan itu. Atau Allah berikan ia kessahan yang sangat lalu kemudian ia merintih dalam do'a mohon ampun dan kembali.
Ilmu Allah tidak dibatasi gelap atu terang. Semua yang disebut hijab penghalang tidak ada dalam pandangan Allah swt. Semua satir penutup sirna dihadapan keagungan Ilmu Allah. Maka terang dan gelap adalah makhluqnya Allah dan Allah yang Maha Pemberi Caha dan Dia pula yang Maha menyelimuti kegelapan.
Begitulah hemat kami terhadap ilmunya Allah swt..
Allah Mengajarkan ilmu pengetahuan kepada manusia. manusia yang dungu dan selalu berkeluh kesah serta suka menzhalimi diri sendiri ini diajarkannya berbagi pengetahuan dan keterampilan. Manusia harus beriman akan hal ini. Kecerdasan dan semua perangkat yang dapat mmenjadi media saluran ilmu adalah milik Allah. Kecerdasan, indera, dan pemikiran semuanya adalah modal dari Allah swt.
Lalu setelah itu, setelah belajr kita dituntut untuk mengajrakan lmu yang benar dan bermanfaat kepada orang lain. Kita disalahkan bila menutup-nutupi kebenaran dan ilmu pengetahuan. Maka jadilah orang berilmu dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.
Lihat juga renungan 'Allamal Insana Maa Lam Ya'lam
Allah adalah Maha mengetahui. Ilmunya Allah tidak terbatas jarak. Jauh dan dekat itu nisbi dalam Pandangan Allah. Jauh dan dekat adalah makhluqnya. Juh dan dekat hanyalah fenomena yang Allah ciptakan untuk manusia yang bertempat dan hidup dalam waktu. Allah Maha dekat tapi tidak membutuhkan ruangan. Allah pun menjauh bila kita berdosa. Namun begitu Pengawasan Allah lebih teliti dari pada pengawasan apapun. Sebenarnya sangupkan kita menjauh darinya, bisakah kita menjauh dan lepas dari pengawasannya. Mampukah kita untuk sembunyi dari hadapannya. Walaupun ada kata menjauh atau mendekat, namun pada hakikatnya Allah itu tetap dekat. Maka orang yang mendekat kepada Allah akan dekat dengankasih sayang-Nya. Dan barang siapa menjauh dan bermaksiat sesungguhnya ia tidak akan bisa lepas dari pengawasannya. Bila kita durhaka Allah akan menjauhkan kita dari kasih sayangnya.
Ilmu Allah tidak dibatasi gelap atu terang. Semua yang disebut hijab penghalang tidak ada dalam pandangan Allah swt. Semua satir penutup sirna dihadapan keagungan Ilmu Allah. Maka terang dan gelap adalah makhluqnya Allah dan Allah yang Maha Pemberi Caha dan Dia pula yang Maha menyelimuti kegelapan.
Begitulah hemat kami terhadap ilmunya Allah swt..
Allah Mengajarkan ilmu pengetahuan kepada manusia. manusia yang dungu dan selalu berkeluh kesah serta suka menzhalimi diri sendiri ini diajarkannya berbagi pengetahuan dan keterampilan. Manusia harus beriman akan hal ini. Kecerdasan dan semua perangkat yang dapat mmenjadi media saluran ilmu adalah milik Allah. Kecerdasan, indera, dan pemikiran semuanya adalah modal dari Allah swt.
Lalu setelah itu, setelah belajr kita dituntut untuk mengajrakan lmu yang benar dan bermanfaat kepada orang lain. Kita disalahkan bila menutup-nutupi kebenaran dan ilmu pengetahuan. Maka jadilah orang berilmu dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.
Lihat juga renungan 'Allamal Insana Maa Lam Ya'lam