Saya punya paman namanya Al-Ustadz Sobaraudin, sekarang beliau tinggal di Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur. Ia bertahun tahun nyantri di beberapa pesantren yang terkenal dan kahot dalam bahas sundanya. Dua belas fann ilmu Islam telah beliau kaji dari guru-gurunya di Banten, Gunung Putri, Gasol, dan Waru Doyong Sukabumi.
Saya sempat berguru kepadanya secara intensif tiga tahun lamanya. Pembawaannya yang tenag dan energik, ilmunya yang luas dan dalam, sikapnya yang sederhana sangat menarik. Penjelasan dalam syarh kitab selalu berisi hikmah dan kisah. Yang paling mengasyikkan kalau ia sudah bercerita dengan dongengan-dongengannya yang lucu dan mengundang gelak tawa.
Diantara kata-kata mutiara yang banyak ia kemukakan dalam pengajian adalah kata-kata di atas. Ia mengungkapkannya dengan irama yang penuh penekanan dan jeda-jeda yang runut. Mang Osob: Qayyid Shuyudaka Bil Hibaalil Waatsiqah.
Pengertian dari kata mutiara ini adalah kurang lebih kita harus menuliskan ilmu dengan tulisan yang kuat, baik itu ditulis tangan atau memakai peralatan canggih seperti Handphone, tablet, netbook, atu komputer. Tulisan-tulisan itu harus rapi dan dapat dibaca dan dimengerti. Mak dalam hal ini Paman saya menekannkan kepada kami selaku santri saat itu untuk menuliskan khat arab sesuai kaidah khatnya. Tulisan huruf Arab santri harus indah dan benar serta rapi.
Kemudian, ketika kita mendengar ilmu kita harus segera dan cepat tanggap untuk segera merekamnya. Pertama-tama tentu dengan otak kita. Dan kemudian kita segera menuliskannya. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar dalam bidan inovasi yang menyebutkan bahwa ide atau ilmu itu biasa muncul seketika dan tidak direncanakan. Bahkan banyak penemuan ilmiah yang agung timbul dari hal sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Maka sikap kita adalah usahakan kemana-mana membawa buku catatan kecil intuk menuliskan ilmu dan ide yang bermunculan.
Mengapa Harus Segera di Tulis
Kata mutiara di atas menyatakan bahwa ilmu itu bagaikan binatang buruan yang liar. Ia itu tidak jinak. Larinya kencang dan kewaspadaannya sangat tinggi. Dan bila kita sebagi pemburunya satu saat mampu menangkpapnya, maka kita harus segera mengikatnya dengan ikatan yang kuat sehinggahewan buruan itu tidak lepas.
Itulah hikmah agung yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita sudah mampu menuliskan ilmu untuk diri kita sendiri, selanjutnya kita harus menuliskan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Menulis adalah Shadaqah jariyah yang tidak akan pernah terputus.
Mari menulis
Saya sempat berguru kepadanya secara intensif tiga tahun lamanya. Pembawaannya yang tenag dan energik, ilmunya yang luas dan dalam, sikapnya yang sederhana sangat menarik. Penjelasan dalam syarh kitab selalu berisi hikmah dan kisah. Yang paling mengasyikkan kalau ia sudah bercerita dengan dongengan-dongengannya yang lucu dan mengundang gelak tawa.
Diantara kata-kata mutiara yang banyak ia kemukakan dalam pengajian adalah kata-kata di atas. Ia mengungkapkannya dengan irama yang penuh penekanan dan jeda-jeda yang runut. Mang Osob: Qayyid Shuyudaka Bil Hibaalil Waatsiqah.
Pengertian dari kata mutiara ini adalah kurang lebih kita harus menuliskan ilmu dengan tulisan yang kuat, baik itu ditulis tangan atau memakai peralatan canggih seperti Handphone, tablet, netbook, atu komputer. Tulisan-tulisan itu harus rapi dan dapat dibaca dan dimengerti. Mak dalam hal ini Paman saya menekannkan kepada kami selaku santri saat itu untuk menuliskan khat arab sesuai kaidah khatnya. Tulisan huruf Arab santri harus indah dan benar serta rapi.
Kemudian, ketika kita mendengar ilmu kita harus segera dan cepat tanggap untuk segera merekamnya. Pertama-tama tentu dengan otak kita. Dan kemudian kita segera menuliskannya. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar dalam bidan inovasi yang menyebutkan bahwa ide atau ilmu itu biasa muncul seketika dan tidak direncanakan. Bahkan banyak penemuan ilmiah yang agung timbul dari hal sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Maka sikap kita adalah usahakan kemana-mana membawa buku catatan kecil intuk menuliskan ilmu dan ide yang bermunculan.
Mengapa Harus Segera di Tulis
Kata mutiara di atas menyatakan bahwa ilmu itu bagaikan binatang buruan yang liar. Ia itu tidak jinak. Larinya kencang dan kewaspadaannya sangat tinggi. Dan bila kita sebagi pemburunya satu saat mampu menangkpapnya, maka kita harus segera mengikatnya dengan ikatan yang kuat sehinggahewan buruan itu tidak lepas.
Itulah hikmah agung yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita sudah mampu menuliskan ilmu untuk diri kita sendiri, selanjutnya kita harus menuliskan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Menulis adalah Shadaqah jariyah yang tidak akan pernah terputus.
Mari menulis