-->

Cara Menaman Jambu Air yang Cepat Untung

Bagi sebagian orang jambu air bukan lah pohon sembarangan. Ia bisa jadi pohon yang bagi yang tahu caranya.

Seperti yang dilakukan oleh Pak Juhria, seorang Pekebun Jambu Air yang omsetnya milyaran.

Bayangkan saja, setiap hari selalu ada pesanan bibit Jambu Air mulai ratusan sampai ribuan cangkokan.

Ia mematok harga mulai Rp 50.000 hingga ratusan ribu per cangkokannya.

Tidak kurang dari 100 cangkokan per hari ia kirim ke seluruh penjuru Nusantara yang permai ini. 

Dari penjualan cangkokannya saja ia sudah meraup untung Milyaran, belum lagi dari hasil penjualan buahnya.

Latar belakang sebagai pebisnis membuatnya mudah beradaptasi pada bidang perkebunan dan pertanian.

Ia mampu belajar cepat dalam memulai dan mengatur bisnis di bidang ini.

Mari simak cara ia membudidayakan jambu air yang unik sehingga menghasilkan omset yang besar.

Sebelumnya penulis hanya akan mengemukakan 1 tips dalam tulisan ini. Karena terlalu panjang bila dituliskan secara lengkap.

Salah satu cara yang unik adalah ia membeli 10 cangkokan. 

Lalu ia potong-potong untuk dijadikan bahan stek.

Setelah media tanamnya siap maka ranting-ranting Jambu air tersebut ia tancapkan. 

Lalu ia lakukan penyungkupan.

Batang cangkokan yang ada akarnya ia tanam.

Sedangkan rantingnya ia tancapkan untuk membuat bibit stek.

Dari 10 cangkokan ia bisa membuat bibit sebanyak 100 bibit jambu air baru.

Sebagian ia tanam dan sebagian ia jual atau di bagian sebagiannya lagi.




Trik paling brutal lagi adalah 10 batang tadi yang sudah tumbuh tunas usia 3 bulan, tunasnya dipotong dan distek. 

Proses ini mampu menghasilkan 100 bibit lagi dalam 1 periode pembuatan.

Bila 1 tahun dapat 2 kali masa pemotongan tunas untuk dijadikan stek maka sekurang-kurangnya dalam 1 tahun sudah punya 300 bibit.

Bila saja yang 200 dijual dengan harga Rp 20.000 maka angkanya menyentuk 4.000.000. Padahal itu belum menjual buahnya.

Demikian Cara Menaman Jambu Air yang Cepat Untung.

Ini cara yang pertama. Ada yang lebih dahsyat lagi. Tapi ini fase ke2 dan penulis akan menamainya dengan cara ke 2.


LihatTutupKomentar