-->

Allah yang Maha Pemberi Rezeki

Bersyukur adalah perbuatan yang sangat mulia. Sampai-sampai Allah melipatgandakan nikmat bagi yang mengamalkannya. 

Begitu pun sebaliknya, bahwa sekeras-kerasnya hukuman Allah ditetapkan kepada orang yang enggan bersyukur atas karuniaNya.

Tadi malam terbersit dalam hati penulis untuk secara khusus memanjatkan pujian dan rasa syukur kepada Allah.

Dalam hati penulis berkata, sudah terlampau banyak rezeki yang penulis terima. Dan penulis merasa bahagia atas karuniaNya.

Penulis berniat akan membaca dzikir-dzikir dan membaca Surah Al-Fatihah. Surah ini akan penulis baca dengan niat bersyukur. Hal itu karena penulis menghubungkan pemikiran bahwa Al-Fatihah itu ada lafadz basmalah dan hamdalah.

Di dalam hamdalah ada kata Allah sebagai ismulazham dan juga tentunya Arrahman dan Arrahim.

Terkhusus sifat Arrahman sangat lekat dengan nikmat-nikmat dunia. Dan penulis sudah banyak merasakan dan menerima serta mengakuinya.

Sifat Arrahman ini disebut-sebut juga dalam surah Al-Mulk. Bahwa Dialah Arrahman yang maha kuat pemberi rezeki seluruh makhluqNya.

Kemudian ayat kedua Al-Fatihah adalah kalimat pujian bagi yang wajib dan berhak dipuji dan disyukuri nikmatnya.

Maka dengan membaca Al-Fatihah sudah lengkap semua. Di dalam surah yang agung ini ada dzikir, munajat, doa, istianah, istighatsah dan banyak lagi yang lain.

Singkat cerita penulis keluar rumah dan berdzikir di bawah langit langsung tanpa ada naungan lain. 

Baru beberapa kalimat dzikir penulis lantunkan. Sekilat kedipan mata, penglihatan penulis diarahkan ke satu sosok yang sedang mendongakkan kepala seolah sedang menunggu.

Ternyata sosok itu kucing sedang mencari makan. Ia mendongakkan kepala ke arah dinding rumah penulis.

Iba sekali penulis melihatnya. Maka sambil terus berdzikir penulis bangkit dan di kepala penulis terbersit pemikiran untuk memberi kucing itu sisa makanan. 

Saat penulis bangkit kucing itu kage dan menjauh. Spontan penulis memanggilnya dengan tiga bunyi, "... Meng ... Meng ... Meng ... Meng ..."

Kucing itu ternyata berhenti menjauh dan ia mulai tertegun sambil nemperhatikan penulis seolah menunggu apa yang selanjutnya akan penulis lakukan.

Lalu Masuklah penulis ke rumah dan terus ke dapur. Ternyata masih ada sisa makanan di atas piring. Ada potongan kepala ikan asin, seiris telur dadar, sedikit potongan ikan mas.

Penulis dengan langkah cepat menuju kembali ke dekat kucing. Ternyata ia masih menunggu di halaman rumah dan badannya sudah menghadap kembali ke depan rumah setelah sebelumnya dia membelakanginya saat tadi terkejut melihat penulis.

Penulis memanggilnya kembali agar ia tidak menjauh dan tidak takut. Ternyata benar kucing itu menunggu.

Satu per satu penulis melempar sisa makanan itu pelan-pelan dan ia mulai lahap memakan semuanya.

Penulis kemudian tersadar ternyata kucing itu sedang bunting. Seketika penulis berucap, Alhamdulillah ya Allah Engkau mengarahkanku untuk berbelas kasih dengan makhlukMu. 

Kucing hamil
Pelajaran Hidup dari Kucing Hami 



Pikiran penulis seolah diputar kepada latar belakang cerita ini seperti yang telah diutarakan di atas.

Begitu indah Allah memberikan pelajaran berharga malam ini. Bahwa rezekinya tidak akan pernah meleset.

Penulis sangat memperhatikan, kucing hamil datang dan mencari makan, dan Allah siapkan makanan melalui orang yang sedang bersyukur. Akhirnya terjadilah seperti kejadian di atas. Jadi syukur itu benar benar menambah nikmat seperti yang dijelaskan dalam firmanNya.
LihatTutupKomentar