-->

Menginginkan Hidup Bahagia, Kata Rasulullah saw, Jangan Marah

Setiap orang tidak ingin sengsara. Mana ada orang yang senang diuji dan hidupnya menderita. Kalau hidup tanpa tangisan ada tokonya tentu saja penulis jai orang pertama yang membelinya.

Namun kebahagiaan bisa didapatkan dan keberadaannya dekat sekali. Ia ada dalam hati dan bisa diupayakan. Meskipun saat menangis pun orang bisa tertawa.

Bagaimana caranya mengundang kebahagiaan itu? Apakah ia ada dalam harta dan tahta. Apakah ia ada di tempat mewah nun jauh di sana. Apakah ia selalu dekat di hati.

"Jangan Marah"

Ungkapan jangan marah ini adalah penggalan kalimat agung dari Rasulullah saw. 

Mari kita simak sebuah kisah nyata.

Seseorang datang kepada guru ngaji di sebuah dusun kecil. Dari raut mukanya terlihat ada tekanan batin yang mendalam.

Kemudian ia ditanya, "Apa yang menimpamu hingga tamu terlihat kalut."

Ia menjawab, "Saya membentak anaku dan kini aku menyesal ... "

Ia tidak mampu melanjutkan kata-katanya dan mulailah menangis.


Ternyata ...

Dengan kemarahn tidak menyelesaikan masalah. Orang yang pemarah akan robek hatinya. Ia akan menyesalinya beberapa saat setelah itu.

Pesan dari kisah ini adalah "Jangan Marah.!" persis mengikuti sabda Rasulullah saw.


Bedanya Rasulullah saw dengan kita adalah kita sering marah tidak pada tempatnya dan sering tanpa alasan.

Bila ia menyelimuti hati maka akal tidak mudah menemukan keputusan terbaik.

Orang marah kata-katanya tidak beraturan karena pengarud emosi.

Tidak berjalannya pikiran karena marah sangat berbahaya.


Maka bila hidup ingin bahagia orang harus mulai bisa mengatur emosinya. Di era modern ini yang kita perlukan bukan hanya otot dan tubuh bugar namun juga pikiran sehat dan jiwa yang stabil.

LihatTutupKomentar