-->

Suka dengan Permaculture, Ini Alasannya

Suka dengan Permaculture, Ini Alasannya

Suka dengan Permaculture, Ini Alasannya

Suka dengan Permaculture, Ini Alasannya




Setujukah anda bila ilmu itu tersebar di mana-mana? 

Tentu anda setuju, bukan!? 



Barangkali ini hanya cerita santai saja. 

Anggap saja dongeng, begitu! 


Saya senang dengan pertanian yang disebut permaculture. 

Anda tentu sudah mengenalnya. 



Saya mau bercerita singkat saja tentang hal ini. 


Beberapa waktu yang lalu saya sangat sering mengikuti pelatihan pertanian. 

Karena saya suka. 



Di antara yang paling memikat hati saya adalah ilmu permaculture. 

Jadi ia semacam pertanian terpadu.

Memang begitu adanya. 

Ia permanen dengan prinsip pertanian yang mampu nemenuhi jebutuhan rumah tangga. 



Jadi kalau mau susu tinggal memerah susu Kambing atau sapi. 

Kalau mau ikan tinggal menangkap di kolam. 

Bila mau sayuran ada di kebun. 

Benih tanaman ada di mini green house. 



Jadi senua lengkap. Mulai ternak, ikan, pertanian, dan perkebunan. 


Ini yang paling menarik menurut saya. 

Jadi semua terhubung dan bisa dipenuhi di tempat. 

Gaya pertanian seperti ini sangat layak diterapkan. 

Lebih-lebih ini dikerjakan dengan cara-cara organik. 

Tidak ada pestisida dan puouk kimia. 

Bahkan no till and no dig. 

Semua berlangsyug selaras dengan alami. 

Ini pertanian maju. 

Dan ini pertanian masa lalu yang akan kembali dibutuhkan di masa kini dan bermanfaat bagi kelangsungan bidup di masa depan. 



Cara-cara orgabik dalam permaculture lebih saya sadari lagi setelah saya nengalami jatuh sakit parah. 

Para dokter menyarankan menjauhi junk food, fast food, dan minuman tang banyak. Mengandung gula. 

Jawabannya ada pada makanan dan minuman. 

Memang tidak sembarangan. 

Allah menggariskan dan membicarakannya dalam Al-Qur'an. 

Para ulama dati dulu hingga kini menjelaskannya. 

Mungkin kita banyak lupa saja. 

Tidak nengapa, mulailah nemaafkan kesalahan diri sendiri bila itu baik untuk memperbaiki masa depan. 

Dari pada jemurungsung dan menyesali. 

Busa-bisa bukan jadi muhasabah malah kufur nikmat. 

Bila kini sehat maka syujurilah nikmatNya! 



LihatTutupKomentar