Siapaun
anda, mau itu penulis atau bukan, jangan meremehkan soal pendengaran. Selain itu
akan diperhitungkan oleh Allah SWT, namun juga bisa menjadi kesuksesan anda
dalam mengarungi kehidupan.
Fokus
saya kali ini adalah tentang menulis novel. Mengapa saya menuliskan tema ini?
Karena saya sedang memikirkan penulisan novel. Saya ingin sekali memiliki
novel. Saya telah mengikuti pelatihannya dan juga memiliki komunitas untuk ini.
Saya
belum berhasil mempunyai novel. Tapi saya sudah menghasilkan banyak cerita
pendek. Saya mesti memberikan apresiasi untuk keberhasilanini. Biarlah hati
saya bahagia dulu agar semangat berkarya dengan yang lebih baik lagi.
Kali
ini saya ingin sekali berbagi dengan anda soal manfaat mendengarkan cerita-cerita
orang tua. Sebenarnya yang namanya cerita tidak hanya datang dari orang-orang
sepuh. Saya juga suka mendengarkan cerita-cerita hantu dari anak-anak kecil di
pengajian dekat rumah saya.
Kalau
anak-anak itu sedang bercerita saya suka memperhatikan binaran mata mereka.
Terlihat sangat bahagia dan cerita meskipun yang mereka ceritakan adalah
tentang hantu yang seram, genderewo yang garang dan menakutkan.
Bila
satu orang sedang berkisah maka temannya yang lain asyik mendengarkan. Belum
juga kata pamungkas berakhir sudah ada anak lain yang melanjutkan ceritanya.
Tanpa sadar anak-anak itu sudah menghabiskan banyak waktu saat bercerita.
Cerita
anak-anak memang tidak jauh-jauh dari cerita hantu dan setan. Orang memang akan
mengatakan yang paling banyak didengar, dilihat, dan ditontonnya. Tapi kalau
anak-anak itu banyak bergaul dengan Al-Qur’an pasti yang diceritakannya bukan
hantu lagi.
Anak-anak
itu kalau bercerita keseruannya tidak kalah dengn cerita para orang tua. Saya
suka mendengarkan cerita saat mereka melawan penjajahan Jepang dan Sekutu.
Cerita lain adalah saat berjuang menumpas PKI dan DI/TII.
Melatih
Imajinasi
Saat
anda sedang mendengarkan cerita dari mereka sesungguhnya otak anda mereka-reka
tempat, suasana, keadaan, rupa, simbol, warna, watak, dan seterusnya. Saat itu
terjadi sesungguhnya anda sedang mengasah ketajaman imajinasi anda.
Saya
suka menemani anak saya nonton film robot. Sering kali saya berpikir, “Bisa-bisanya
para pembuat film menggambar benda yang seperti ini.” Memang ada yang bisa
terbang, ada yang kekuatannya super, ada yang sangat baik, dan seterusnya.
“Betapa
hebatnya daya imajinasi mereka.” Bisik hati kecilku. Memang itu yang ada dalam
hati dan pikiran saya. Mengapa? Arena saya sama sekali tidak pernah berimainasi
seerti itu.
Menguatkan
Karakter Penokohan
Dari
cerita-cerita itu anda bisa memberikan deskripsi tokoh untuk novel anda. Dengan
demikian anda boleh menjiplak dengan langsung atau anda mngambilnya dengan
beberapa perubahan. Silahkan pilih mana yang palig membahagiakan anda.
Memperkaya
Persepsi Anda untuk Sebuah Cerita
Saya
mendengar cerita menarik tentang seorang penguasa di zaman kolonial Belanda
yang sangat garang dan bengis kepada warga pribumi. Namun terselip dalam cerita
itu sebuah fragmen yang indah saat orang itu begitu menghargai dan menyayangi
pembantunya yang orang pribumi.
Dikisahkan
bahwa orang tadi sudah mengangga pembantunya itu seperti putrinya sendiri. Ia
membiayai sekolahnya, kemudian menikahkannya, bahkan ia mengurus anaknya dan
memanggilnya dengan sebuatan “cucuku”.
Membaca
cerita itu anda diperkaya dengan sudut pandang yang lain yang menyenth
perasaan. Konflik terjadi saat orang itu dinilai tidak adil. Ia hanya baik pada
satu orang sementara ia membantai ratusan lainnya.