Telah saya sampaikan beberapa kali rasa terima kasih saya kepadamu namun saya rasa itu belum cukup dan tidak akan pernah cukup. Dengan keyakinan itu akhirnya saya hanya pasrah dan memohon Allah saja yang memberikan balasan terbaik untuk anda.
Duhai yang namanya tidak saya sebut namun jelas tertulis dengan tinta yang mahalnya lebih dari mas, saya senang dibantu oleh anda. Namun di dalam hati saya pun menangisi diri saya sendiri karena posisi saya yang bukan memberi bantuan.
Saya tahu anda sangat sibuk, lelah, dan ngantuk. Apalagi saat Ramadhan anda tentunya haus dan lapar. Betapa mulianya hatimu yang masih peduli dengan kesulitanku. Piranti kerjaku mencari nafkah rusak berat dan saya tidak punya keahlian memperbaikinya.
Betapa hebatnya akhlaq anda. Anda relakan waktu sibuk anda untuk memberikan bagian melepaskan kesulitanku. Kelelahan anda tentu bertambah dengan adanya kesulitanku yang hadir di hadapanmu. Rasa kantukmu harus diperangi demi senyum kembali pada raut wajahku yang cemas.
Semoga saja puasamu bukan hanya haus dan lapar. Dengan akhlaqmu yang mulia ssaya memohon kepada Allah memberkati hidupmu. Hidup berkah yang saya mintakan kepada Allah untukmu. Semoga doa suci ini dikabulkan Tuhan semesta alam.
Saya berharap suatu saat saya bisa meniru apa yang anda lakukan. Saya menolong dan membantu orang lain. Saya merasakan betapa bahagianya ada orang yang peduli saat sulit. Dan saya menyaksikan meskipun anda sibuk, lelah, mengantuk namun anda terlihat bahagia.