Hello,
Apa kabar semua?
Semoga sehat selalu ya !
Saya ingin sekali membuka rahasia sukses para pemimpin kita. Baik dalam soal yang baik ataupun yang buruk.
Anda perlu tahu rahasaia ini.
Orang-orang besar ternyata orang yang suka "begadang malam".
Tapi bukan sembarangan begadang tentunya.
Mereka begadang itu karena ada tujuan tertentu yang mereka pikirkan dan kerjakan.
Karena begitu lupa tidur atau setidaknya bukan tidak mengantuk tapi memang keinginannya bisa mengalahkan rasa kantuknya.
Kesanggupan mengalahkan rasa kantuk ini ternyata membuat mereka lebih dekat ke arah apapun yang diinginkannya.
Kalau orang baik yang memanfaatkan malam hari untuk mengerjakan apapun yang menjadi visinya maka ia akan menjadi orang besar dalam kebaikan.
Begitu juga orang yang berkarakter jahat bila mampu menggunakan malam untuk tujuan jahatnya maka ia akan cepat meraih keinginannya.
Mengapa demikian?
Jawaban untuk hal ini beragam.
Salah satu yang paling sederhana adalah karena dia bekerja dalam otak yang dingin dan hati yang kondusif sementara yang lain sedang terlena dalam buaian mimpi tanpa mengerjakan apa-apa.
Mungkin ini yang membedakan mimpi dan visi.
Kalau mimpi ini tidak ada aktivitasnya.
Kalau visi ada ikhtiar yang dilakukan bahkan sampai merenggut waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.
Kemudian tentu tidak berhenti sampai berhasil menggenggam malam dan menguasainya.
Karena malam ini bagaikan mimpi dan kenyataan yang tampak bagi kebanyak insan adalah siang harinya.
Kalau istilah penulis-penulis, "malam menghamba bagaikan pendeta sedangkan siang merajalela bagaikan singa".
Artinya setelah malam berjibaku merangkaikan mimpi supaya jadi nyata maka siang adalah waktu yang tepat untuk menyebarkan kebaikan-kebaik.
Anda melihat hal ini adalah keseimbangan dan ketersambungan.
Jadi satu sama lain ada kaitan.
Apa kabar semua?
Semoga sehat selalu ya !
Saya ingin sekali membuka rahasia sukses para pemimpin kita. Baik dalam soal yang baik ataupun yang buruk.
Anda perlu tahu rahasaia ini.
Orang-orang besar ternyata orang yang suka "begadang malam".
Tapi bukan sembarangan begadang tentunya.
Mereka begadang itu karena ada tujuan tertentu yang mereka pikirkan dan kerjakan.
Kesanggupan mengalahkan rasa kantuk ini ternyata membuat mereka lebih dekat ke arah apapun yang diinginkannya.
Kalau orang baik yang memanfaatkan malam hari untuk mengerjakan apapun yang menjadi visinya maka ia akan menjadi orang besar dalam kebaikan.
Begitu juga orang yang berkarakter jahat bila mampu menggunakan malam untuk tujuan jahatnya maka ia akan cepat meraih keinginannya.
Mengapa demikian?
Jawaban untuk hal ini beragam.
Salah satu yang paling sederhana adalah karena dia bekerja dalam otak yang dingin dan hati yang kondusif sementara yang lain sedang terlena dalam buaian mimpi tanpa mengerjakan apa-apa.
Mungkin ini yang membedakan mimpi dan visi.
Kalau mimpi ini tidak ada aktivitasnya.
Kalau visi ada ikhtiar yang dilakukan bahkan sampai merenggut waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.
Kemudian tentu tidak berhenti sampai berhasil menggenggam malam dan menguasainya.
Karena malam ini bagaikan mimpi dan kenyataan yang tampak bagi kebanyak insan adalah siang harinya.
Kalau istilah penulis-penulis, "malam menghamba bagaikan pendeta sedangkan siang merajalela bagaikan singa".
Artinya setelah malam berjibaku merangkaikan mimpi supaya jadi nyata maka siang adalah waktu yang tepat untuk menyebarkan kebaikan-kebaik.
Anda melihat hal ini adalah keseimbangan dan ketersambungan.
Jadi satu sama lain ada kaitan.