Wahai Diriku, kamu mesti tahu tentang terima kasih. Hidupmu kini adalah anugerah yang sangat besar. Saudahkah kamu bersyukur. Syukur adalah kata yang lebih agung dari terima kasih. Namun setidaknya kamu pernah melakukan sekemampuanmu.
Kamu lahir ke dunia ini atas jerih payah ibumu. Ia merelakan semuanya untukmu. Bukan hanya keringat, darah, air mata, bahkan nyawa. Hidupnya bahkan rela berakhir untuk hidupmu. Sudahkah kamu berbuat baik kepada ibumu.
Baca juga:
Andai Kamu Hidup di Zaman Nabi Muhammad SAW
Bapakmu, wahai diriku. Bukankah ia seorang yang rela membungkus mukanya dan menghilangkan rasa malunya. Semua untukmu. Ia begadang semalaman, bekerja seharian, memikirkanmu, dan ingin kamu tumbuh dengan baik.
Kerabat dan tetanggamu, mereka yang sangat bahagia saat kamu lahir. Mereka tersenyum dan tertawa saat melihatmu lahir dan menangis. Sudahkah kamu berterima kasih kepada mereka akan bantuan yang kamu terima selama ini.
Gurumu, guru ngajimu, yang mengajrakan matematika, alif ba ta tsa, yang membuka jendela dunia, mengintip kejadian akhirat, agar mata kepala dan hatimu terbuka dan mampu memandang. Sudahkan kamu membahagiakan dan berterima kasih pada mereka.
Terlalu banyak hutangmu wahai diriku. Kamu banyak berutang pada banyak orang. Maka jangan sia-siakan kesempatan. Kamu belum melunasinya. Kamu harus berjuang agar kamu terdaftar sebagai orang yang berupaya membayar utang meski dicicil.
Kamu lahir ke dunia ini atas jerih payah ibumu. Ia merelakan semuanya untukmu. Bukan hanya keringat, darah, air mata, bahkan nyawa. Hidupnya bahkan rela berakhir untuk hidupmu. Sudahkah kamu berbuat baik kepada ibumu.
Andai Kamu Hidup di Zaman Nabi Muhammad SAW
Bapakmu, wahai diriku. Bukankah ia seorang yang rela membungkus mukanya dan menghilangkan rasa malunya. Semua untukmu. Ia begadang semalaman, bekerja seharian, memikirkanmu, dan ingin kamu tumbuh dengan baik.
Gurumu, guru ngajimu, yang mengajrakan matematika, alif ba ta tsa, yang membuka jendela dunia, mengintip kejadian akhirat, agar mata kepala dan hatimu terbuka dan mampu memandang. Sudahkan kamu membahagiakan dan berterima kasih pada mereka.
Terlalu banyak hutangmu wahai diriku. Kamu banyak berutang pada banyak orang. Maka jangan sia-siakan kesempatan. Kamu belum melunasinya. Kamu harus berjuang agar kamu terdaftar sebagai orang yang berupaya membayar utang meski dicicil.