-->

Nelayan Tidak Bosa Melaut, Karena Uangnya Besar

Nelayan Tidak Bosa Melaut, Karena Uangnya Besar adalah kesimpulan penulis setelah berbincang dengan seseorang yang berprofesi sebagai nelayan. Artikel ini kami lansir sebagai lanjutan dari artikel Cara Menyikapi Kebosanan, Agar Tetap Memiliki Profit yang Besar

Malam tadi, ada tamu ke rumah orang tua kami dengan maksud mengontrak rumah paman kami yang diamanahkan pengelolaannya kepada orang tua kami. Ia sempat bercerita bahwa di rumah hanya beberapa jam saja.

Nelayan Tidak Bosa Melaut, Karena Uangnya Besar
Ia pulang melaut sekitar pukul 08.00 pagi dan pukul 13.00 sudah kembali melaut. Itu dilakukannya setiap hari tanpa bosan. Bahkan saat itu ia menyatakan bahwa bila tidak turun melaut malah badan terasa tidak enak.

Selain motivasi ibadah, ternyata sang pelaut ini memiliki motivasi tinggi dalam hal melaut. Apa alasan terkuatnya? Tidak lain adalah karena uang yang dihasilkan dari melaut begitu besar.

Ia mengisahkan bahwa pernah melihat orang yang mengantongi penghasilan bersih dari melaut sehari mendapatkan Rp 150.000.000 Dia sendiri pernah mendapat uang Rp 40.000.000. Belum lama sebelum ia datang ke tempat tnggal orang tua kami pernah mendapatkan untung sebesar Rp 7.000.000.

Yang perlu anda ketahui adalah ia melakukannya dalam keadaan yang penuh bahaya. Di lautan, sekarang ini, angin laut berhembus dengan sangat kencang. Orang lain jarang ada yang mau menantang bahaya.

Dalam kondisi seperti ini kondisi badan mesti sehat dan bugar. Orang tidak banyak yang mau melaut karena ketakutan pada kondisi mabuk laut yang lebih para dari pada mabuk kendaraan darat.

Ia sempat mengatakan pernah mengajak paman-pamannya. Namun, alasannya adalah kondisi badan yang tidak akan memungkinkan dalam suasana yang seperti itu.

Lagi-lagi, seseorang rela menantang mau karena alasan uang yang akan didapatkan dari kegiatan itu begitu besar. Makanya ia tidak bosa turun ke laut dan kembali melakukan aktivitas yang sama setiap hari.

Adakah yang bosan dengan pekerjaannya? Tentu amsih banyak pula seperti yang akan kami kisahkan dalam tulisan berikutnya yang berkaitan dengan kebosanan seorang guru dengan rutinitas kerja dan gaji yang flat dan rendah.
LihatTutupKomentar