-->

Bosan Belajar Di Kelas, Saatnya Ber-Display Ria

Menarik sekali membaca buku kang Munif tentang Kelasnya Manusia. Bagi praktisi pendidikan atau yang memegang amanh sebagai wali kelas mesti membaca buku ini. Artikel saya ini adalah bagian dari kesan saa terhadap buku tersebut. Maka saya menulis Bosan Belajar Di Kelas, Saatnya Ber-Display Ria.

Apa sebenarnya yang menjadi asal muasal dari tulisan ini? Beberapa hari yang lalu sempat saya mampir di sebuah sekolah dan beberapa saat masuk ke salah satu kelas dan menyampaikan sedikit materi kepada anak-anak.

Saya perhatikan dengan seksama psikomotorik anak dan respon yang diberikan terhadap pelajaran yang diberikan gurunya. Sekilas sudah saya memperkirakan bahwa mereka kurang menyenanginya. Sejak awal saya bertanya dalam hati apa yang menjadi ketidak-beresan ini.

Bosan Belajar Di Kelas, Saatnya Ber-Display RiaSaya lihat, guru yang menyampaikan pelajaran itu posisinya seperti terpak dalam satu tempat. Matanya tidak lekat memandang peserta didiknya, suaranya lemah, kurang memiliki selera humor, dan belum memaksimalkan media pembelajaran yang ada di kelas, salah satunya papaun tulis.

Maka berangkat dari keadaan ini saya ingin memiliki perbandingan lain. Saya masuk ke sebuah kelas yang begitu ramai dengan gantungan gambar dan mozaik. Tampak seperti tidak beraturan namun muridnya tampak lebih bergairah.

Apa yang menjadi sebab utama? Salah satunya adalah suasana kelas yang kedua ini kaya dengan display. Semua pelajaran yang ada di sekolah telah dibuat displaynya. Dan ini bisa mengundang komentar positif dari setiap guru yang masuk kelas. Dan kalau dipuji biasanya mood belajar pun akan bangkit dengan signifikan.

Jadi, kalau tidak memungkinkan belajar di luar kelas maka kelasnya sendiri mesti didesain dengan sangat nyaman. Sesuai dengan lingkungan yang bebas berekspresi, sejuk, bergairah, dan displaynya menarik untuk dilihat.
LihatTutupKomentar