Banyak sudah ajaran agama yang sangat mementingkan ilmu. Bahkan agama adalah ilmu. Tidak dikatakan beragama bila tidak ada argumentasi yang membangun dasar-dasarnya. Karena yang pertama disentuh adalah akalnya.
Hingga soal Tuhan yang tidak terbatas, tidak berbatas, tidak ada batasnya. Bahkan tentangNya mesti ada ilmunya. Sekemampuan akal yang dibimbing wahyu. Siapa saja yang beribadah tanpa ilmu maka ia tidak akan pernah bisa melewati ibadah yang dilakukan dengan ilmu.
Dengan ilmu akan diketahui mana keterangan yang valid dan yang tidak. Upaya untuk mengetahui kesahihan sebuah keterangan sudah merupakan kebaikan yang besar. Meskipun yang dicari cuma satu kata.
Maka jangan meremehkan soal ilmu. Begitu pula tidak meremehkan orang berilmu adalah sebuah etika dan kewajiban. Banyak sudah pencela orang alim yang pengetahuan agamanya sangat luas dan dalam.
Bila pun beri'tikaf seribu tahun tapi tidak mengetahui bagaimana aturannya, maka itu tidak akan melewati pahala orang duduk di pengajian meskipun satu tahun. Maka jangan bandingkan kehebatan pahala orang yang berilmu dibandingkan dengan pahala orang yang tidak berilmu.
Menurut kajian ilmu, ibadah terbagi dua bagian. Pertama ibadah lazimah yang manfaatnya untuk pribadi. Kedua ibadah muta'addiah yang manfaatnya bisa sangat banyak dan pahala berlipat. Salah satu bidang yang berpotensi besar banyak pahalanya adalah bidang pendidikan.
Banyak jalan dan tujuan hanya satu. Selama ajaran itu bersumber dari Islam maka tidak mengapa orang lebih mempertinggi frequensi ibadah tertentu bukan karena membenci syariat yang lainnya. Bila ia hapal 30 juz Al-Qur'an namun ia sangat suka Al-Ikhlas hingga dibacanya setiap ada kesempatan maka itu tidak mengapa dan bagus.
Hingga soal Tuhan yang tidak terbatas, tidak berbatas, tidak ada batasnya. Bahkan tentangNya mesti ada ilmunya. Sekemampuan akal yang dibimbing wahyu. Siapa saja yang beribadah tanpa ilmu maka ia tidak akan pernah bisa melewati ibadah yang dilakukan dengan ilmu.
![]() |
Dinginkan hati dengan memandang gambar ini! |
Maka jangan meremehkan soal ilmu. Begitu pula tidak meremehkan orang berilmu adalah sebuah etika dan kewajiban. Banyak sudah pencela orang alim yang pengetahuan agamanya sangat luas dan dalam.
Menurut kajian ilmu, ibadah terbagi dua bagian. Pertama ibadah lazimah yang manfaatnya untuk pribadi. Kedua ibadah muta'addiah yang manfaatnya bisa sangat banyak dan pahala berlipat. Salah satu bidang yang berpotensi besar banyak pahalanya adalah bidang pendidikan.
Banyak jalan dan tujuan hanya satu. Selama ajaran itu bersumber dari Islam maka tidak mengapa orang lebih mempertinggi frequensi ibadah tertentu bukan karena membenci syariat yang lainnya. Bila ia hapal 30 juz Al-Qur'an namun ia sangat suka Al-Ikhlas hingga dibacanya setiap ada kesempatan maka itu tidak mengapa dan bagus.