-->

Daftar Hadits Nabi Muhammad saw. Tentang Puasa Ramadhan

Penting sekali berpuasa disertai dalilnya. Wajib bagi kita memahami dalil dalil itu baik dari segi kwalitasnya, pelaksanaannya, tata caranya, penggunaan yang sebenarnya, arahnya, pemahamannya, sebab turunnya, dan seterusnya.

Semakin berkwalitas dalil yang dijadikan dasar maka semakin berkwalitas juga puasa Ramadhan yang dijalankan. Ibadah disertai ilmu jauh melebihi ibadah tanpa ilmu. Secara positif anda harus berilmu dan ibadahnya bervariasi dan jumlahnya banyak.

Berikut ini kami sertakan Daftar Hadits-Hadits Tentang Puasa Ramadhan:

1


مَنْ صَامَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (البخاري)

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala (keridhoan Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." (HR. Al-Bukhari)

2

إِنَّ اللهَ عَزَ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ، فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِحْْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (أَحْمَد)

"Allah Azza wa Zalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka ia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)


3


اِرْتَقَى النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ دَرَجَةً، فَقَالَ: آمِيْنَ، ثُمَ ارْتَقَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ: آمِيْنَ، ثُمَ ارْتَقَى الثَّالِثَةَ فَقَالَ: آمِيْنَ، فَقَالَ أَصْحَابُهُ: عَلاَمَ أَمَّنْتَ؟ فَقَالَ: آتَانِ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ: قَقُلْتُ: آمِيْنَ: فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ، قَقُلْتُ: آمِيْنَ، فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، قَقُلْتُ: آمِيْنَ. (رَوَاهُ أَحْمَدُ)

Rasulullah saw. menaiki mimbar (untuk berkhotbah). Menginjak anak tangga  (tingkat) pertama beliau mengucapkan: "Amin.". Begitu pula pada anka tangga yang kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, "Mengapa Rasulullah mengucapkan "Amin"? Beliau lalu menjawaba, "Malaikat Jibril datang an berkata, "Kecewa dan merugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu" lalu aku berucap "Amin". Kemudian Malaikat berkata lagi, "Kecewa dan rugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk sorga" lalu aku mengucap "Amin". Kemudian katanya lagi, "Kecewa dan rugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampni dosa-dosanya", lalu aku mengucapkan, "Amin".

4


لَخَلُوْفُ فَمِّ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ (اِلْبُخَارِيْ)

Bau mulut seorang yang berpasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR. Al-Bukhari)


5

تَسَحَّرُوُْا فَإِنَّ فِيْ السَّحُوْرِ بَرَكَةٌ (متفق عليه)

Makanlah waktu sahur, sesungguhnya makan di waktu sahur menyebabkan berkah . (HR. Muttafaq 'alaih)

6


لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرْ مَاعَجَّلُوْا الْفِطْرَ (اَلبُخَارِي)


Manusia tetap dalam kondisi baik selama mereka tidak menunda-nunda berbuka puasa. (HR. Al-Bukhari)

7

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ (البُخَارِي)

Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (saat berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya. (HR. Al-Bukhari)

8

مَنْ صَامَ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (البخاري)

Barangsiapa shalat malam pada malam Lailatul Qodar dengan keimanan dan harapan pahala dari Allah maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Al-Bukhari)

9

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالْعَطْشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ السهرُ (أَحْمَدُ وَالْحَاكِمُ)
Mungkin hasil yang diraih seorang shoim (orang yang berpuasa) hanya lapar dan haus, dan mungkin hasil yang dicapai seseorang yang shalat malam (Qiyamul lail) hanyalah berjaga. (HR Ahmad dan Al-Hakim)

10

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (الترمذي)

Barang siapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Attirmidzi)

11

لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصِّيَامُ فِيْ السَّفَرِ ( البخاري)

Tidak termasuk kebajikan orang yang tetap berpuasa dalam perjalanan (musafir). (HR. Al-Bukhari)

12

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصًةٍ وَلاَ مَرَضٍ لَمْ يَقْضِ عَنْهُ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ وَإِنْ صَامَهُ ( البخاري ومسلم)
Barang siapa berbuka puasa sehari tanpa rukhshah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka akan ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR Al-Bukhari Muslim)

13

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ فَكَأَنَّمَ صَامَ الدَّهْرَ كُلَهُ (مسلم)
Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup. (HR. Muslim)


LihatTutupKomentar