UIN sebuah nama yang penuh kenangan dan harapan.
Banyak kenangan di kampus ini yang tersimpan dalam memori otak dan memori laptop. Terlalu lama rasanya berada di sini. Namun biarlah itu akan menjadi kenangan terindah sepanjang hidup dan catatan sejarah bahwa aku pernah berguru di sini.
Kampus ini adalah harapan masa depan. Berharap suatu hari nanti akan duduk lagi di sini di ruangan yang lain yang lebih bergengsi. Pasca Sarjana yang gedungnya selalu kupandangi, kapan akan berada lagi di sana?
Baca juga What is The Meaning of Ramadhan Mubarak?
Masih lekat diingatan. Kalau bulan Ramadan tiba setiap kelompok pertemanan berencana membuat sesuatu. Ada yang ingin berderma, ada yang ingin demo, ada yang ingin berbagi, ada yang mau ke sana-ke sini, dan ada yang mau jualan kolak.
Yang jualan kolak itu siapa Mas? Yang jualan kolak itu banyak bukan hanya saya. Begitu kalau ditanya. Yang lain juga jualan. Lagi pula kolak itu untungnya manis. Semanis rasanya yang menggoda. Untuk tahu kenikmatannya anda harus berpuasa dulu.
Begitulah di UIN saat Ramadan. Warna-warnikehidupan kampus yang penuh cerita. Menjelang sore hari orang-orang cerdas ini sudah bersiap dengan barang dagangan mereka. Ada yang membawa kerudung, jilbab, busana muslim, baju koko, selendang, sajadah, mukena, aksesoris, petis, rujak, manisan, dan ada yang jualan kolak.
Terus yang jualan kolak teh saha Kang? Yang jualan kolak itu banyak. Ada dari Ushuludin, Tarbiah, Syariah, Adab, Sain, Dakwah, ada eman, ada iman, ada aman, ada amon, ada imin, ada amun, ada emen, dan saya.
Mengapa ada yang jualan kolak? Kenapa nanya terus? Karena modalnya tidak besar itu saja. Terus apa lagi? Mudah membuanya. Terus apa lagi? Orang-orang sukanya kolak, dan yang paling laku adalah kolak pisang, terus caruluk di urutan kedua, lalu kolak singkong.
Kenapa tidak jualan mobil di UIN waktu bulan puasa? Nah, kalau pertanyaan itu jawabannya tidak bisa diutarakan di sini. Pertama karena membutuhkan ulasan yang panjang, jadi waktu dan tempat terbatas. Yang kedua jawabannya tidak layak untuk mahasiswa yang cerdas larena jawabannya sederhana.
Banyak kenangan di kampus ini yang tersimpan dalam memori otak dan memori laptop. Terlalu lama rasanya berada di sini. Namun biarlah itu akan menjadi kenangan terindah sepanjang hidup dan catatan sejarah bahwa aku pernah berguru di sini.
Kampus ini adalah harapan masa depan. Berharap suatu hari nanti akan duduk lagi di sini di ruangan yang lain yang lebih bergengsi. Pasca Sarjana yang gedungnya selalu kupandangi, kapan akan berada lagi di sana?
![]() |
Mahasiswa Berbisnis |
Masih lekat diingatan. Kalau bulan Ramadan tiba setiap kelompok pertemanan berencana membuat sesuatu. Ada yang ingin berderma, ada yang ingin demo, ada yang ingin berbagi, ada yang mau ke sana-ke sini, dan ada yang mau jualan kolak.
Yang jualan kolak itu siapa Mas? Yang jualan kolak itu banyak bukan hanya saya. Begitu kalau ditanya. Yang lain juga jualan. Lagi pula kolak itu untungnya manis. Semanis rasanya yang menggoda. Untuk tahu kenikmatannya anda harus berpuasa dulu.
Terus yang jualan kolak teh saha Kang? Yang jualan kolak itu banyak. Ada dari Ushuludin, Tarbiah, Syariah, Adab, Sain, Dakwah, ada eman, ada iman, ada aman, ada amon, ada imin, ada amun, ada emen, dan saya.
Mengapa ada yang jualan kolak? Kenapa nanya terus? Karena modalnya tidak besar itu saja. Terus apa lagi? Mudah membuanya. Terus apa lagi? Orang-orang sukanya kolak, dan yang paling laku adalah kolak pisang, terus caruluk di urutan kedua, lalu kolak singkong.
Kenapa tidak jualan mobil di UIN waktu bulan puasa? Nah, kalau pertanyaan itu jawabannya tidak bisa diutarakan di sini. Pertama karena membutuhkan ulasan yang panjang, jadi waktu dan tempat terbatas. Yang kedua jawabannya tidak layak untuk mahasiswa yang cerdas larena jawabannya sederhana.