Tuduhan-tuduhan terhadap orang lai sebagai tidak berdasarkan sunnah sebaiknya dihindari. Bila anda bodoh sungguhan, bukan basa-basi anda memang bodoh, lantas ada yang menunjuk hidung anda lalu mengatakan kepada anda, "Dasar bodoh ...!" bagaimana tanggapan anda?
Mungkin anda akn mengikhlaskan dikatakan bodoh. Namun reaksi orang lain "mungkin" seratus persen berbeda. Kalaupun benar anda orang bodoh namun tetap anda harus membela diri dan kembali belajar untuk menjadi tidak bodoh lagi.
Dan bagi si pengucap, walaupun seandainya ia sangat tahu kemampuan otak orang itu, mungkin ia juga gurunya, tetap saja ia tidak boleh mengatakan hal tersebut kepada orang itu. Sangat tidak beretika dan tidak punya tatakrama.
Apalagi soal prinsip, akidah misalnya. Bila seseorang ,memang tidak tahu Islam yang benar itu seperti apa maka yang terbaik adalah tidak mengucapkannya sebagai munafik, fasiq, dan seterusnya. ini sangat tidak beretika.
Lantas apakah anda tidak bisa menghukumi perbuatan seseorang. Tentu saja bisa. Al-Qur'an dan Al-Hadits telah menjelaskannya. kalau begini dan begitu maka ia begini dan begitu. namun untuk tahu hukm sesuatu anda harus berilmu dulu. Kaena agama itu harus disertai ilmu bukan hanya mengandalkan perasaan.
Lantas bila anda mendengar di luar sana banyak yang mengaku sebagai ahlu sunnah coba saja tanyakan apakah pernah membaca kitab hadits shahih Al-Bukhari misalnya. kalau jawabannya tidak pernah lantas dari mana menghukumi orang sebagai ahli sunnah dan bukan.
Siapa tahu orang yang tidak bersama anda saat mengaji lebih paham. Tidak arang orang ada yang lebih paham dari penyampai suatu berita. Maka dari sini janganlah ada tanggung-tanggung dalam agama. Tidak usah mengatakan "percuma sekolah tinggi-tinggi kalau tidak diamalkan." Ucapan negatif yang provokatif.
kalau anda pemimpin dan mengatakan hal tersebut maka ucapan anda tidak bernilai. Pemimpin atau orang yang berbicara harus membangun perkataan yang bermuatan positif dan menjauhi kalimat yang tidak efektif. Aoa maksudnya berkata demiakian.
Yang bagus adalah mengupayakan kwalitas terbaik yang bisa diupayakan bukan malah menyindir orang-orang tetentu sebagai orang yang tidak berguna dan tidak bermanfaat gara-gara tidak ikut cara yang di promosikan.
Mungkin anda akn mengikhlaskan dikatakan bodoh. Namun reaksi orang lain "mungkin" seratus persen berbeda. Kalaupun benar anda orang bodoh namun tetap anda harus membela diri dan kembali belajar untuk menjadi tidak bodoh lagi.
![]() |
Pernahkah membaca ini? |
Apalagi soal prinsip, akidah misalnya. Bila seseorang ,memang tidak tahu Islam yang benar itu seperti apa maka yang terbaik adalah tidak mengucapkannya sebagai munafik, fasiq, dan seterusnya. ini sangat tidak beretika.
Lantas apakah anda tidak bisa menghukumi perbuatan seseorang. Tentu saja bisa. Al-Qur'an dan Al-Hadits telah menjelaskannya. kalau begini dan begitu maka ia begini dan begitu. namun untuk tahu hukm sesuatu anda harus berilmu dulu. Kaena agama itu harus disertai ilmu bukan hanya mengandalkan perasaan.
Lantas bila anda mendengar di luar sana banyak yang mengaku sebagai ahlu sunnah coba saja tanyakan apakah pernah membaca kitab hadits shahih Al-Bukhari misalnya. kalau jawabannya tidak pernah lantas dari mana menghukumi orang sebagai ahli sunnah dan bukan.
Siapa tahu orang yang tidak bersama anda saat mengaji lebih paham. Tidak arang orang ada yang lebih paham dari penyampai suatu berita. Maka dari sini janganlah ada tanggung-tanggung dalam agama. Tidak usah mengatakan "percuma sekolah tinggi-tinggi kalau tidak diamalkan." Ucapan negatif yang provokatif.
kalau anda pemimpin dan mengatakan hal tersebut maka ucapan anda tidak bernilai. Pemimpin atau orang yang berbicara harus membangun perkataan yang bermuatan positif dan menjauhi kalimat yang tidak efektif. Aoa maksudnya berkata demiakian.
Yang bagus adalah mengupayakan kwalitas terbaik yang bisa diupayakan bukan malah menyindir orang-orang tetentu sebagai orang yang tidak berguna dan tidak bermanfaat gara-gara tidak ikut cara yang di promosikan.