Mengenai tema Uang seperti Uang datang Saat Sedang Membaca Al-Qur'an sangat menarik. Bukan karena sudah menjadi hal yang tidak aneh bila ayat-ayat Al-Qur'an dibaca bukan dijadikan tuntunan dan pedoman hidup namun yang kita dengar banyak di antara kita yang menjadikannya bukan pada yang seharusnya.
Al-Qur'an adalah dzikir. Maknanya paling tidak adalah Al-Qur'an dibaca sebagai dzikir dan sebagai peringatan agar kita hidup dalam keadaan lurus sesuai petunjuk yang ada di dalamnya. Masalah dzikir ini adalah perkara besar dan Al-Quran memberikan tuntunannya.
---***---
Dalam sisi yang pertama yaitu Al-Qur'an dibaca sebagai Dzikir dan Doa banyak cerita yang bisa didapatkan baik dalam Al-Qur'an sendiri maupun yang diceritakan dalam Assunnah. Tuntunannya adalah kita boleh bertawassul dengan amal baik kita dan juga dengan nama-nama Allah. Dan Saat membaca Al-Qur'an kita dapat semanya, bahkan kita membaca doa-doa para nabi yang diabadikan Allah sehingga nilainya bertambah.
Selain itu, seseorang yang membaca Al-Qur'an yang "sepertinya" tidak ada hubungannya dengan yang ia inginkan dalam hatinya, dan saat membaca ia bermaksud agar Allah memberinya seperti yang terjadi dalam ayat yang dibaca. Ia berharap menganugerahkan kebaikan kepadanya meskipun tidak sama dengan yang diberikan kepada mereka yang dikasihi Allah, menurut saya - ini boleh. Maaf bila ini salah.
Saya ingin memperjelas - misalnya seseorang membaca surat Al-Ikhlash saat ia memerlukan sesuatu, uang misalnya. Secara sepintas tidak ada hubungannya antara uang dan Suta Al-Ikhlash yang bercerita tentang memurnikan tauhid hanya kepada Allah.
Namun bila dalam hatinya ia memiliki maksud bahwa dengan membaca Surat al-Ikhlas ini ia menyatakan bahwa dirinya tidak punya kekuatan apapun kecuali atas pertolongan Allah yang memiliki sifat-sifat seperti dalam Surat Al-Ikhlas itu. Maka ia menyatakan dalam hatinya dengan penuh keyakinan bahwa bukan hanya uang bahkan langit dan bumi dengan segala isinya berada dalam kekuasaan Allah, maka ia meminta kepadanya untuk memenuhi keperluannya, dalam hal ini uang.
Kami sendiri memiliki pengalaman. Saat itu saya sedang sangat memerlukan uang. Lantas saya bersama rekan-rekan yang lain membaca Al-Quran dan kami membaca surat Ali-Imran yang menerangkan bahwa Allah kasa memberikan kerajaan dan mencabutnya dari siapapun yang ia kehendaki dan seterusnya. Saat kami sedang membacanya, atas qudrat dan iradat serta izinnya datang seseorang yang memberikan uang kepada saya.
Namun, setiap perbuatan baik ada ujiannya, apakah kita bersyukur atau kufur, apakah akan istiqamah atau putus asa. Maksud saya, bila kita diizinkan untuk berdoa maka berarti Allah sudah menyiapka pint ijabah dan ada bagian untuk kita. Namun kita harus bersiap bila diuji. Siapa tahu Allah sengaja menahan dulu apa yang kita perlukan. Ia menguji, apakah kita mau istiqamah dalam meminta dan mengharap dengan terus mendekat kepadaNya atau kita malah putus asa dan berburuk sangaka kepadaNya.
Bisa juga Allah mengganti dengan yang lebih baik atau yang lebih rendah. Maka di saat itu kita sedang diuji bahwa kita harus memperhatikan kenyataan diri kita yang lemah dan tidak mampu mengambil hikmah, dan apakah kita lantas akan menuju kepada seseorang yang disangka akan mampu menggenapi yang kita perlukan.
Bahkan saat Allah mengijabah doa-doa kita. Maka di saat itu kita pun sedang diuji, apakah kita akan bersyukur dan menyatakan bahwa yang didapatkan saat itu bukan dari dirinya, bukan karena politik dan kepintarannya, bukan karena hikmah dan kecerdasannya, bukan karena kemampuan dan kekuasaannya. Semuanya itu adalah berdasar dan berasal dari Allah. Karea ia yang menciptakan kemampuan dan potensi yang ada.
Yang paling mengkhawatirkan adalah saat tidak berdoa namun kita tetap diberi banyak nikmat, sehat, baik-baik saja, tidak kurang apapun. Maka saat itu kita perlu waspada, bahwa jangan-jangan kita sengaja diulur untuk ditenggelamkan atau untuk diangkat tinggi-tinggi untuk nanti secara tiba-tiba dibantingkan ke dasar bumi. Sikap terbaik adalah kembali dan sadar bahwa kita tidak minta namun Allah mengasihi dan memberi. Maka alangkah buruknya sikap kita yang menjauh dari yang memberikan segalanya kepada kita.
Baca juga:
Saling Melapor, Miniatur Akhirat Terjadi di Dunia
Baca juga:
Saling Melapor, Miniatur Akhirat Terjadi di Dunia