Saturday, November 5, 2016
Suatu saat di tengah hari yang terik menjelang Zhuhur, masuklah seorang anak mudah ke sebuah perpustakaan di sebuah universitas. Dengan tenang ia masuk lebih dalam. Ia menyimpan tasnya di petugas penitipan barang bawaan, lalu ia pun pergi ke area penyimpanan buku yang mengarah ke Masjid.
Lama sekali ia menyusuri rak-rak buku itu yang sebagiannya telah lapuk di makan usia. Ia, sebenarnya lebih suka dengan buku yang covernya masih baru. Dan tangannya menyentuh sebuah buku, bercover hijau dengan keadaan yang sudah lusuh.
Ia melihat pengarangnya bernama Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi. Siapakah beliau ini? Saaitu ia tidak mempedulikannya. Dan ia langsung mengambilnya, lalu duduk di kursi di samping meja besar tempat para pembaca buku menumpuk bacaan mereka.
 |
| Yusuf Al-Qaradhawi |
Baca juga Pengalaman Ngeblog dengan HP Samsung Galaxy S Duos 2 GT-S7582
Ia membuka-buka halaman buku tersebut. Tampak rasa ketertarikan terhadap isi buku itu sangat jelas terlihat dari wajah dan sorot matanya. Adzan Zhuhur terdengar dan ia bangkit sambil menenteng buku. Ia pergi ke petugas buku dan lalu meminjamnya untuk waktu tertentu, lalu ia menuju ke masjid.
Singkat cerita, sampailah ia di bilik kesukaannya, dan ia pun mulai mengeluarkan buku yang menarik hatinya. Cukup lama ia memandangi buku itu dan kembali mengeja nama sebuah nama yang tercantum di bagian atas cover buku tersebut. Namanya tetap Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi.
Waktu satu hari satu malam ia habiskan membaca habis buku tersebut. Hatinya dipenuhi penasaran. Semakin lama membaca semakin kuat pula rasa ingin tahunya. Hingga di bagian akhir buku ia termangu dan berkata "buku bagus".
Perkenalan pertama dengan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi berlanjut dengan semakin banyaknya buku beliau yang dibaca pemuda itu. Hingga di hatinya memiliki maksud untuk mengoleksinya dan itu tercapai.