Semasa sekolah di tingkat SLTA saya dan keluarga adalah pemelihara itik. Setiap hari pekerjaan saya adalah mencari Keong sawah sebagai pakan tambahan protein untuk itik-itik saya. Itu bermnfaat untuk meningkatkan produktifitas telur yang diharapkan.
Saat itu tidak banyak itik yang kami ternakkan. Jumlahnya sekitar 30 ekor saja. Dan penghasilannya bisa membiayai saya sekolah dan juga mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kala itu harganya hanya Rp 700. Bila semua itik bertelur saya bisa mendapatkan uang per hari sejumlah 28 X700 =19.600. Angka yang cukup besar saat itu.
Sekarang harga telur ituk di peternak Rp 2.000 paling murah. Bila memiliki jumlah itik yang sama dan bertelur semua maka penghasilannya bisa lebih besar. Angkanya bisa mencapai Rp 56.000 keuntungan kotor. Bila satu bulan maka uang yang terkumpul Rp 1.680.000. Cukup besar bukan? Bila dikurangi biaya pakan maka kurang lebih penghasilannya adalah Rp 1.000.000. Ini baru 30 ekor saja (yang jantannya 2 ekor).
Belum ada Lahan Yang Cocok
Beterna bebek harus bahkan hukumnya wajib untuk jauh dari perkampungan. Mengapa harus jauh dari perkampungan? Karena kotoran bebek itu bau sehingga akan menimbulkan ketidaknyamanan kepada tetangga yang dekat dengan peternakan. Udara menjadi tidak bersih dan berbau. Inilah faktor pertama yang menjadi alasan saya belum melaksanakan yang direncanakan.
Keterbatasan Waktu
Saat ini saya sedang fokus beternak blog. Ini menyebabkan saya belum sempat untuk mengurus peternakan itik yang untungnya besar itu. Bila sudah bagus penghasilan saya dari blog maka saya akan menekuni kembali peternakan itik ini.
Demikian saja catatan ini. Semoga bermanfaat.
![]() |
Jutawan Pengusaha Bebek dari Cianjur Jawa Barat |