Sudah lama sekali tidak menulis catatan perjalanan sehari-hari yang dijalani di blog kesayangan ini. Maklum akhir-akhir ini saya sangat "sibuk". Suasana hati juga lagi terkonsentrasi pada satu hal yang penting yaitu mencari cara meningkatkan traffic blog baru saya yang diberi nama Pekanbaru Hotels.
Kali ini saya ingin mencatat perjalanan saya dari Cidaun terus ke Cianjur kemudian kembali ke Cidaun dan sebelumnya singgah di Malati.
Hari Kamis 25 Agustus 2016
Tepat di hari kamis saya menerima sebuah pesan singkat dari guru kami di sekolah. Isinya tentang penawaran ikut sebuah workshop di Cianjur.
Tempat yang akan dituju adalah Hotel Belaga Biru. Saya baru pertama kali ke hotel ini rupanya. Sangat penasaran dengan kondisi hotelnya yang pernah direview oleh seorang sahabat.
Jum'at 25 Agustus 2016
Tepat setealh Shubuh saya langsung start. Pertama kali saya ke rumah bapak Budi untuk tukeran motor dan sekaligus mengambil surat tugas, stempel, STNK, dan juga ongkosnya. Ini yang tidak boleh ketinggalan.
Cempaka, Sop Iga Sapi Dulu ....
Setelah 2 jam perjalanan perut mulai menagih untuk diisi. Maklum sejak pagi belum sempat makan nasi dan hanya baru dikasih sepotong kue rasa pisang.
Oh, ya bagi anda yang akan melewati kawasan Campakan maka sempatkanlah untuk mampir menikmati menu sop iga di kawasan Campaka yang sejuk.
Pertama kali saya dibawa oleh kawan kami, Bapak Deni Sugilar. Dan bila saya ke Cianjur atau sepulang dari sana saya selalu menyempatkan untuk mampir.
Harga per porsinya sangat terjangkau. Cukup dengan Rp 25.000 anda sudah dapat menyantap makanan sedap yang sanggup menghilangkan penat anda.
Yang menarik lagi adalah sambal "comrang" yang pedas dan rasanya luar biasa enaknya. Ada rasa manis dan wangi. Bila anda menyantapnya dengan "poh pohan" maka anda pasti akan merem-melek menikmatinya.
Ini dia gambarnya;
Edisi Mogok Season Satu
Setelah sampai di kawasan Jembrod si kuda biru buatan Jepang yang saya tunggangi mendadak kehilangan tarikannya. Tenaganya seakan habis.
Saya terpaksa mendorong kendaraan itu. Lumayan agak jauh. Pegal, apalagi dengan kondisi kaki yang belum sembuh benar. Lumayan mengherankan dan sedikit menyedihkan.
Saya mampir di sebuah bengkel. Setelah selang beberapa saat motor kembali bisa dihidupkan. Sang montir mengatakan bila nanti kembali begini ganti saja membrannya.
Katanya lagi, tidak boleh yang lokal tapi harus original. Saya memang kurang paham dan bilang ya ya saja. Setelah membayar sejumlah uang langsung saya berangkat.
Edisi Mogok Season Dua
Perjalanan saya lanjutkan. Dan saya sangat senang dengan suasana kota Cianjur yang ramai. Saya mampir dulu sebentar ke Digicom untuk membeli battry laptop saya. Belum juga sampai motor kembali mogok. Namun saat itu lokasinya sudah dekat. Ternyata saya tidak mendapatkan barangnya karena harus dipesan terlebih dahulu.
Edisi Mogok Season Tiga
Saya mencoba menghidupkan motor dan ternyata bisa. Dan saya menuju arah utara. Belum sampai ke Ramayana motor kembali kehilangan dayanya. Mendorong lagi dan tiba di suasana Razia Polisi. Memutar arah dan tibalah di sebuah bengkel.
Di sini saya agak lama harus menunggu. Si akang yang punya bengkelnya pun sudah menggunakan beragam cara. Dan setealah satu jam motor kembali bisa hidup. Singkat kata saya harus segera berjalan.
Waktu check in di hotel telah dekat. Waktu sudah menunjukkan pulul 11.50 dan saya bertanya ternyata jaraknya cukup dekat katanya.
Saya agak ngebut dalam menjalankan kuda besi itu. dari informasi tidak sampai 30 menit sudah bisa berada di lokasi, yaitu di daerah Cipendawa.
Tiba Di Belaga Biru Hotel
Ternyata benar, hotel ini tidak jauh dari kota Cianjur. Lokasi berada di sebelah kiri dan tampak jelas melalui papan nama yang besar dan jelas.
Arsitektur antar muka hotel ini bergaya moderen. Sekilas seperti hotel kecil. Dan kami diterima di lobi yang telah dijaga petugas dari Kemenag untuk check in dan menyerahkan persyaratan.
Kamar 108
Saya mendapatkan kamar 108. Kami diantar menuju masing-masing kamar. Dan saya memasuki kamar itu. Ternyata saya orang pertama dalam grup itu yang masuk kamar.
Beberapa saat datanglah rekan saya dari Pasir Kuda. Dan tidak lama kemudian datanglah para peserta workshop yang lainnya hingga suasana semakin ramai saja.
Kamar yang kami tempati sangat bersih. Ada satu kasur ukuran double dan dua kasur single. Ada TV, AC, lemari, termos, gelas, WC dengan shower dan air hangat yang saya sukai di tengah udara Cipanas yang super dingin.
Fasilitas Hotel yang Saya Lihat
Hotel ini ternyata memiliki kamar yang banyak. Selain itu ada juga hunian yang lebih ekslusif dan menawarkan suasana yang sangat mementingkan privasi tinggi.
Ada juga taman dan kolam renang. Tempat makannya sangat nyaman dan banyak. Kami melihat ruangan untuk kami workshop juga luas dan mampu menampung 100an orang.
Cerita Selama Workshop
Pemateri yang menyampaikan sejumlah informasi kepada kami sangat menguasai bahan yang disampaikannya. Saat itu juga ada MOU antara Pemda Cianjur dan pihak UIN dalam rangka mewujudkan Cianjur Agamis.
Banyak sekali yang bisa saya catat. Termasuk pidato dan Prof Mahmudin, Rektor UIN. Diantara yang saya ingat adalah tentang kunci sukses dan surat quresy yang sangat menggugah.
Saat Pulang dan Membawa Sertifikat
Setelah jum'atan acara direncanakan berakhir dan kami sudah bisa pulang dan mendapatkan sertifikat. Lalu kami menuju ke Masjid terdekat untuk shalat Jum'at.
Khathib saat itu adalah ulama yang kami kenal. beliau adalah Buya Cepi. Saya sempat dilatih oleh beliau saat persiapan MTQ di Tasikmalaya belum lama ini.
Harus Ke Bandung
Rencana awal setelah workshop selesai saya akan langsung pulang ke Cidaun. Namun saat makan siang mendadak orang tua kami dari Bandung meminta kami untuk ke Pesantren. Dan saya berjanji untuk datang.
Workshop selesai dan saya menarik gas motor menuju arah Bandung. Saat itu mendung dan saya tidak ingin kehujanan. Karena sangat tidak menyenangkannya bila di tempat yang jauh dari rumah berada dalam kondisi tersebut.
Edisi Mogok Season Keempat
Saya mengendarai motor hingga sampai di Cimahi. Dan saat itu motor kesayangan Bapak Budi ini kembali manja dan ia ingin singgah ke bengkel. Maka saya mengantarkannya.
Selesai diperbaiki dengan waktu yang lama. Dengn jalan dikuras tangkinya hingga mau diganti salah satu komponennya. Saya sempat shalat ashar di ruangan mushola kecil di bengkel ini. Lalu setelah hampir maghrib motor bisa hidup dan bisa dikendarai.
Edisi Mogok Season Kelima
Belum sampai 3 KM-an ternyata sibiru yang saya tunggangi kembali manja. Ia ingin istirahat dahulu di pinggir jalan. Saat itu saya lihat ada motor lain yang nasibnya sama. Seorang pengendara sedang memperbaiki motornya.
Saya mendekat. Sang pengendara menoleh dan ia bertanya, "Kunaon A?". Saya menjawab, "Duka kunaon ieu teh A." Tanpa diminta ia langsung mengurus motor saya dan seperti yang sudah tahu penyakitnya ia langsung mengatakan, "Ieu mah leupas selangna." Setelah itu motor kembali menyala dan siap dikendarai.
Ternyata sang penolong ini bernama Kang Jajang. Terima kasih banyak kang Jajang sudah membantu saya. Ia menyarankan agar saya pelan-pelan mengendarainya.
Selesai dari sana kejadian berikutnya adalah saya lupa menyimpan motor. Sempat bingung mencari lokasinya hingga bertanya kepada petugas dan ia menunjukkan lokasinya.
Shalat Maghrib di Masjid Al-Ukhuwwah Kota Bandung
Saya sempat mampir untuk melaksanakan shalat maghrib di Masjid Al-Ukhuwwah. Beberapa kali saya sempat mengikuti acara di Masjid ini saat masih kuliah di Bandung. Dan saya punya kenangan pahit bersama rekan-rekan saya dari al-Imarat di Masjid ini.Ke BEC Dulu untuk Shopping Battray Laptop
Saya singgah sebentar di BEC. Sempat berputar-putar mencari BEC padahal dekat dari Al-Ukhuwwah tadi. Namun karena mungkin lelah saya adi salah arah dan beberapa kali berputar. Akhirnya ketemu.Selesai dari sana kejadian berikutnya adalah saya lupa menyimpan motor. Sempat bingung mencari lokasinya hingga bertanya kepada petugas dan ia menunjukkan lokasinya.
Tiba di Pesantrean Bandung
Sebelum tiba di pesantren saya mampir di barber shop langganan untuk merapikan rambut dan tatanannya. Setelah itu Saya tiba di Pesantren setelah Isya. Langsung saja saya menuju kamar pojok menemui sahabat saya yang sebelumnya telah saya telepon.
Edisi Mogok Season Enam
Setelah itu kami kamar Ustadz Aep yang sukakami panggil Kang Aep untuk numpang tidur. Sebelumnya kami bermaksud mencari makanan.
Kawan kami, Yudi, siap mencarikan makanannya. Dan saya memesan pecel lele. Ternyata motor yang tadi kami bawa hingga sampai ke pesantren katanya mogok lagi sebelum tiba di warung pecel itu.
Bincang-Bincang Bapak Kyai
Sehabis Shubuh Bapak memangil saya. Dan beliau menanyakan kabar saya sekeluarga. Dan ia membicarakan acara yang harus saya datangi di pagi hari. Beliau memberikan nomor telepon sohibul hajat kepada saya untu dihubungi.
Setelah itu saya ikut duduk untuk mengkaji Kitab bersama guru kami. Betapa syahdunya mendengarkan penjelasan guru kami tentang jiwa dan agama kala itu. Semangat rasanya timbul kembali. Memang di tempat ini lah saya menemukan kedamaian saat saya merasa tidak bermakna.
Setelah itu saya ikut duduk untuk mengkaji Kitab bersama guru kami. Betapa syahdunya mendengarkan penjelasan guru kami tentang jiwa dan agama kala itu. Semangat rasanya timbul kembali. Memang di tempat ini lah saya menemukan kedamaian saat saya merasa tidak bermakna.
Saya sempat meminjam jas, sepatu, dan juga sabuk kepada sahabat kami untuk ke acara yang akan saya datangi. saya berangkat dan ternyata salah tempat.
Setelah berkomunikasi dengan sohibul maksud baru saya paham bahwa tempatnya bukan di Kawaluyaan tapi dekat Carrefour.
Acara Pernikahan yang Berkesan
Sesampai di lokasi saya langsung berbaur dengan hadirin yang sudah tampak bersiap. Tidak lama kemudian acara berlangsung. Sebelum itu saya sempat bersilaturahim dengan Bapak KH Usman Usmawan, MM salah satu guru kami. Dan tibalah giliran kami menyampaikan Ayat-ayat Al-Qur'an pada perhelatan tersebut.
Saya tidak ingin berlama-lama karena ada acara penting yang harus saya hadiri di kampung saya sendiri. Saya harus datang ke acara perkemahan siswa-siswi MAS Al-Holiliyah Cidaun tempat kami belajar.
Kang Aep Yang Baik
Sebelum berangkat ke acara itu motor saya diurus oleh Kang aep hingga bisa nyala dan selangnya tidak lepas karena diikat dengan kuat. Beliau selalu saja baik kepada saya. Saya belum bisa memberi apa-apa untuk Kang Aep kali ini. Namun suatu saat saya akan melakukannya.
Berbicang dengan Bapak Haji Sebelum Pulang
Sebelum pulang saya harus berpamitan. Ternyata saya malah diajak makan. Dan saya tidak boleh menolak. Karena makanan kyai itu banyak berkahnya.
Berbicara secara dekat dengan Bapak Kyai adalah kehormatan dan kebanggaan. Beliau adalah orang terpandang yang sangat dihormati. Dan saya belajar ketawadhuan kepada beliau dan juga yang pasti belajar dermawan dan tenang dalam menghadapi masalah, simple, tidak ribet, dan hanya kepada Allah selalu berserah diri. Beliau bertanya, Idul Adhha di dieu rif ... ? Saya tidak bisa memastikan karena isteri saya akan segera melahirkan.
Pulang ke Cidaun
Setelah berpamitan saya langsung tancap gas ke Cidaun. Sampai di kawasan Situ Patenggang hujan turun dan saya memakai jas hujan dengan rapat.
Sampai di Leuwi panjang saya sempat mampir ke toko oleh-oleh untuk membeli Dodol Garut pesanan isteri saya tercinta.
Sampai di Leuwi panjang saya sempat mampir ke toko oleh-oleh untuk membeli Dodol Garut pesanan isteri saya tercinta.
Kalau ini di Cibaduyut
Ayam Goreng Purut
Tiba di Pirut saya mampir untuk shalat dan juga makan enak. Ini adalah warung yang saya rekomendasikan bila anda ingin makan puas dengan harga yang terjangkau. Nasi panas yang masih "Ngebul" dipadukan dengan sambal "jletot" yang super pedas sangat berpadu dengan serasi di tengah udara yang bersih bersuhu dingin.
Singgah di Malati
Seperti schedulle yang saya rancang, sebelum tiba di rumah saya akan mampir di tempat perkemahan MAS Al-Holiliyah di Malati. Waktu menunjukan sudah Ashar. Dan saya hanya sebentar saja di sana. Saat mau mengambil saya ternyata HP saya dayanya sudah tidak mencukupi.
Bertemu Isteri dan Keluarga
Alhamdulillah perjalanan panjang ini selesai. Dan saya bertemu dengan isteri tercinta dan keluarga yang menanti kedatangan saya.
Terima kasih.