Pertanyan yang ada dalam judul sangat penting. Karena pembicaraan sesuatu yang penting adalah penting. Dan Shaum atau dalam bahasa Indonesia disebut puasa adalah penting. Apakah Shaum Ramadhan itu penting?
Bagi kebanyakan orang kewajiban puasa termasuk al-ma'lum minaddin bidh-dharuurah. Artinya ia termasuk perkara yang sudah dipahami sebagai kwajiban oleh banyak orang. Ini bersumber dari kitab suci yang diajarkan oleh utusan Tuhan.
![]() |
أملي الجنة |
Benar, Puasa Ramadhan hukumnya wajib. kepada siapa? Di sini ada bayak pembahasan panjang lebar yang diberikan ulama baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kitab suci sendiri Allah SWT menyatakan bahwa puasa itu adalah kewajiban orang beriman.
Kalau begitu apakah orang yang non-muslim boleh puasa?
Siapa yang melarang?! Silahkan saja kalau mau berpuasa! Bahkan kami mendengar bahwa puasa mereka lebih lama dan aturannya lebih banyak.
Bagaiman bila ada orang yang meyakini Allah sebagai Tuhan tapi ia bukan muslim, lalu kalau ia berpuasa berarti bisa dikatakan telah melakukan kewajiban?
Kata siapa? Siapa yang bilang demikian?!
Yang diamksud dengan orang-orang yang beriamn dalam kitab al-qur'an adalah orang-orang Muslim.
Kok tidak ada kata-kata islam di situ?!
Begini, ulama mengatakan bila ada dua istilah agama yang saling meliputi dan hanya disebutkan salah satunya saja maka kata itu juga meliputi kata yang kedua itu.
Siapa yang mengatakan demikian?
Prof Endang Saepudin Anshari?
Siapakah dia?
Dia adalah salah seorang cendikiawan muslim Indonesia.
Terus mana lagi buktinya kalau puasa Ramadhan itu wajib? Buktinya adalah Teladan Rasulullah SAW.
Apakah anda pernah melihat Rasulullah berpuasa? Pernahkah bertemu belia?
Jangankan ketemu Nabi kakek kamu juga gak kenal.
Lantas dari mana kamu tahu?
Berdasarkan jalur periwayatan dari orang-orang yang jujur.
Coba datangkan satu riwayat tentangnya!
Baik, inilah salah satu riwayatnya.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ: «الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا» ، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصِّيَامِ؟ فَقَالَ: «شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا» ، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الزَّكَاةِ؟ فَقَالَ: فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ، قَالَ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ، لاَ أَتَطَوَّعُ شَيْئًا، وَلاَ أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ، أَوْ دَخَلَ الجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ».