-->

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Apanya yang salah saat kita berharap ingin punya anak hapal Al-Qur'an seperi Hafidz Musa namun tidak tidak cukup berhasil.

Memiliki generasi penghapal dan pengamal Al-Qur'an merupakan dambaan kita semua. Ia adalah harapan yang membangkitkan hingga sampai sekarang kita masih tetap berupaya.

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Sudah du kali kami menjadi juri lombah menghapal Al-Qur'an. Pertama saat ada O2SN di Kecamatn Cidaun, dan yang kedua pada rangkaian peringatan Isra Mi'raj yang diselenggarakan oleh IRMAS Masjid Agung Al-Huda Kecamatan Cidaun.

Peserta yang mengikuti perlombaan seperti biasanya sangat banyak. Namun untuk mencukupi standar penilaian anak-anak yang ikut lomba masih belum maksimal.

Artikel ini mencoba memberikan analisis berdasarkan kriteria kesuksesan dalam menghapal Al-Qur'an secara khusus dan dalam hal pencarian ilmu secara umum.

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

Inilah Kekurangan Kita Saat Membina Hapalan Al-Qur'an Anak

PERTAMA

Kami mengira bahwa pengajar itu sendiri yang kurang memahami bacaan dan cara baca Al-Qur;an. Anak yang masih bersih ini sangat mudah dibentuk agar bacaannya baik. Namun bila sejak awal ia mendengar bacaan yang salah kemudian ia sering mendengar dan mengucapkan kemudian mendengar kawan-kawannya pun membaca yang sama maka ia akan terus membaca salah bacaan-bacaan Al-Qur'an.

Dengan sangat perlu meningkatkan kemampuan dan kemahiran para guru dalam melapalkan huruf dan kalimat Al-Qur'an dengna baik.

KEDUA

Bisa jadi faktor yang kedua ini pun sangat menentukan. Kami mensinyalir ada kekurang-telatenan dari para orang tua dalam mengawasi dan menilai bacaan putera dan puterinya. Sebenarnya tidak cukup mengandalkan para guru di sekolah, madrasah, pengajian, langgar, masjid dan musola saja. Namun sebagai orang tua sebaiknya terus mengup-grade kemampuan membaca Al-Qur'an dengan benar. Caranya mudah saja tinggal datang ke pengajian, atau datangkan pengajar Al-Qur'an yang ahli.

KETIGA

Ini soal konsistensi. Biasanya anak akan didorong untuk menghapal bila akan ada perlombaan. Sebaiknya tidak begitu. Ada atau tidak ada perlombaan kegiatan menghapal terus dilanjutkan.

Kebiasaan yang berada di masyarakat bahwa setelah hapal surat-surat pendek khususnya yang ada di Juz Amma setelah itu hapalan berhenti. Seharusnya tidak begitu karena Al-Qur'an ada 30 Juz.

Hanya sedikit ini saja yang bisa dicatat dalam tulisan sederhana ini. Semoga anak-anak kaum muslimin menjadi generasi yang mengamalkan Al-Qur'an yang tersimpan di dada-dadanya. Amin
LihatTutupKomentar