-->

Inilah yang Harus diperhatikan oleh Peserta Lomba Syarhul Quran

Share Yuk ... !!!
Syahrul Qur'an dan Syarhul Qur'an , Apa Bedanya?

Salah satu Cabang perlombaan yang menyedot animo masyarakat adalah Syarhul Qu'an atau Musabaqah Syarhil Qur'an. Perlombaan ini dilakukan oleh 3 orang peserta denagn tugas yang berbeda-beda. namun, meskipun memiliki tugas yang berbeda-beda namun harus harmonis dan padu. Ada yang menjadi pensyarah (syarih), pembaca ayat Al-Qur'an (qari), dan pemabaca terjemah (mutarjim). Komposisinya boleh campur antara laki-laki dan perempuan.

Tulisan ini akan memberikan sedikit bocoran mengenai hal-hal yang harus diperhatikan oleh para peserta perlombaan syarhil Qur'an. Ini berarti semua yang ada di sini harus ada dan yang "diharamkan" jangan dilakukan.

Baca juga: Syahrul Qur'an dan Syarhul Qur'an, Apa Bedanya?


Inilah yang Harus diperhatikan oleh Pensyarah

Yang harus dilakukan oleh pensyarah adalah mempersiapkan suara yang keras dan intonasi yang tepat. Para penonton dan dewan hakim akan lebih respect kepada pensyarah yang berbicara dengan nada yang tinggi, nyaring, jelas dan menggebu.

Yang paling awal pasanglah nada yang menyentak saat mengucap salam.
Kedua, gunakan muqaddimah dalam bahasa Arab yang serasi dengan judul, isi, ayat, dan penjelasan yang akan disampaikan.

Ketiga, muqadimah dalam Bahasa Indonesia tidak terlalu dibuat-buat sehingga terjadi penghamburan kata. kata-kata bersayap dan terlalu ambigu sangat tidak diperkenankan. Usahakan muqaddimah menjadi urutan yang menjadi tangga untuk isi.

Keempat, muqaddimah tidak terlalu panjang, cukup 1 sampai 2 menit saja. Sebaiknya telah mencerminkan tema yang akan dibahas.

Kelima, sebutlah nama "Muhammad" ketikan mengucapkan shalawat atas Nabi mUhammad shallallhu 'alaihi wasallam. Ini kebanyakannnya lupa. Banyak yang mengatakan: "wa shallallu 'ala sayyidil mursalin ...", atau "washallallu 'ala khairil insan..." banyak lupa mengatakan nama "Muhammad SAW.

Keenam, setelah lafadz 'Amma ba'du harus ada "Fa Jawab". Kita boleh menambahkan kalimat "Faya ayyuhal hadhirun", "Faqalannabi ... ", Faqala Rasulullah saw... dll.. banyak yang lupa sehingga setelah "'amma ba'du" langsung mengatakan "hadirin yang berbahagia... dll". Bila belum ada "Fa jawab" berarti basa-basi kita belum berakhir.

Ketujuh, Upayakan isi penjelasan (syarahan) tida text book atau harus persis sama sehingga tidak natural keluar dari isi kepala dan hatinya. Rancangan atau tajuk rencana harus ada namun penjelasan yang natural dan kreativ akan lebih dihargai dan bernilai besar.

Kedelapan, Perhatikan mimik wajah dan gestur tubuh anda. Jangan terlihat pucat pasi, gerogi, down, dan lkemah semangat. Anda harus berusaha menyeimpan gerogi anda saat itu.

Kesembilan, Upayakan mengaitkan tema dengan kondisi masa kini. Penjelasan yang memotivasi dan menggebu lebih disukai dan mengundang tepuk tangan dibandingkan dengan menyampaikan kritik kepada pihak-pihak tertentu.

Kesepuluh,perhatikan lampu yang ada di depan anda. Lampu hijau tandanya anda harus memulai pembicaraan, kuning berarti anda harus mulai mengambil kesimpulan, dan merah tandanya anda harus berhenti.

Inilah yang Harus diperhatikan Qari Lomba Syarhul Qur'an

Pertama hapalkan ayat yang akan disampaikan saat perlombaan. Hapalkan. Hapalkan lagi, hapalkan terus. Mengapa begitu? karena ini lah yang paling ini dalam perlombaan ini. Tanpa ayat al-Qur'an lalu apa artinya perlombaan ini. Banyak kejadian Qari yang tidak hapal ketika mengemban tugas saat dipanggung. Ini karena hapalannya masih mentah.

Kedua tampilkan ayat Al-Qur'an yang tepat untuk tema pembicaraan. Upayakan tidak terlalu panjang ayat yang akan dibacakan.

Ketiga harus ada ketersambungan antara perkataan pensyarah yang memberi aba-aba kepada Qari dengan bacaan Qari. Jadi setelah (misalnya) pensyarah berhenti mengucapkan " ... dengan landasan Surah Al-A'raf ayat 45" maka Qari langsung mengucapkan ta'awudz untuk ayat pertama yang dibaca, dan langsung ke ayat pada kesempatan kedua tanpa "ta'awudz dan tanpa basmalah".

Keempat, bacalah "Ta'awudz" saat pertama kali membaca ayat, disusul kemudian dengan membaca "basmalah". Ini untuk ayat pertanma. Dan ayat berikutnya langsung dibaca tanpa "ta'awudz dan tanpa basmalah".

Kelima, gunakan "Naghmah" atau langgam bacaan Al-Qur'an yang tepat. Ada tips bagi qari saat membaca ayat-ayat ini. Gunkan nada yang energik, seperti Bayyati Jawab dan Jawabul jawab, atau Rast. Lagu Bacaan Al-qur'an tidak harus mengurut dari Bayyati hingga Bayyati. Namun bisa diacak asalkan serasi dan sempurna. maksudnya harus lengkap antara "asli dan jawabnya.

Keenam, Tutuplah ayat terakhir dengan "shadaqallahul 'azhim".

Inilah yang Harus diperhatikan oleh Mutarjim Lomba Syarhul Qur'an

Yang Harus diperhatikan oleh Mutarjim Lomba Syarhul Qur'an di antaranya;
Pertama harus berupaya cekatan dalam menyambungkan antara bacaan terakhir Qari dengan bagian awal terjemah. Jangan sampai terlambat atau mengambil jeda yang lama.

Kedua, dalam penguccapan tarjamah jangan menambah kata-kata bersayap dan ambigu sehingga anda menajdi pensyarah bukan penterjemah.

Ketiga, sesuaikan mimik, intonasi, dan gestur anda saat membacakan tarjamah.

Keempat, diupayakan tidak terlalu puitis sehingga terlihat kurang elok dan menjadi bahan olokan para mustami' dan musyahid yang hadir.

Inilah yang Harus diperhatikan oleh Seluruh Peserta dalam Grup Syarhul Qur'an

Bangunlah chemistry di antara anda bertiga sehingga saling faham masing-masing tugas anda bertiga. Perhatikan penapilan, busana, dan pernak-pernik yang anda gunakan. sebisa mungkin harus seragam.

Bila salah seorang di antara anda beriga ada yang lupa maka yang lain cekatan menghandle. Contoh bila pensyarah lupa maka tunggu sejenak bila benar-benar ia tidak bisa merecovery pembicaraannya maka Qari mengambil alih dan langsung membaca ta'awudz atau langsung ke ayat untuk bagian ayat kedua, ketiga, dan selanjutnya.

Bila Qari Lupa maka mutarjim harus mengambil alih dan langsung menyampaikan tarjamahnya. Dan bila Mutarjim lupa maka Pensyarah mengambil alih dan langsung berbicara menjelaskan "Syarahan".

Demikianlah sebatas yang saya ketahui selama ini.

Apapun perlombaannya sebaiknya diniatkan untuk ikut andil dalam syiar agama Islam.
LihatTutupKomentar