-->

Inilah yang Kuharapkan Tercapai

Harapan bagaikan mentari yang memasok energi kehidupan. Dengan harapan petani menanam padi. Dengan harapan para ibu mengasuh bayi. Dengan harapan para guru mendidik anak manusia. Dengan harapan rakyat bekerja. Dengan harapan pemimpin berkarya.

Harapan-harapan tidak boleh pudar. Semua yang baik harus diharapkan itu benar-benar terjadi. Harapan dan impian membuat orang bertanggung jawab akan cinta. Rasa takutnya menjadi realistis dan rasional.




Maka seburuk-buruknya pencuri adalah pencuri harapan. Ini tindakan paling buruk di atas dunia. Jangan sampai ada yang membuat harapan orang lain hancur dan sudah tidak ada keberanian untuk berharap.

Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang selalu memberi harapan. Dengan unjuk kerja yang dedikatif ia bekerja. Membesarkan hati, menuntun yang dipimpin kepada mentari, pelangi, langit cerah, pantai indah, indahnya gunung, atau syahdunya malam diterangi cahaya rembulan, bahkan bila suasana mencekam, saat badai menerjang, sunami menghantam, gunung memuntahkan lahar, angin menggulung negeri, ia selalu menghadirkan senyum di tengah-tengah rakyatnya.

Maka sebusuk-busuknya pemimpin adalah yang menebar kematian di negerinya. Ia menghapus senyuman, membelenggu lidah, tangan dan leher, membelenggu cinta dan kasih sayang, menghancurkan mihrab dan membangun rumah berhala.

Guru yang paling baik akan mengahdirkan impian tepat di mata muridnya. Bola dunia yang hijau akan ia genggam dan dipersaksikannya di depan binar mata siswa-siswanya. Ia bacakan kabar terang dan gelapnya sejarah, ia bukakan kunci-kunci sukses untuk membuka lemari kebahagiaan di masa depan.

Ibu yang baik tidak akan pernah ia mengutuk anaknya jadi batu dan kayu. Ia akan menjaga kata-katanya. Kalaupun ia marah ia akan berseloroh dengan ungkapan yang optimis dan penuh do'a.

Maka seburuk-buruknya orang adalah yang memberi harapan palsu. Manis di mulut pahit dalam kenyataan.

Aku berharap pernikahanku diberkahi Allah, dibeli keluasan rezeki, banyak cinta.
Aku berharap punya anak yang shalih.
Aku berharap bisa melanjutkan kembali pendidikan S2 dan S3
Aku berharap punya rumah yang luas 192 m persegi dengan halaman 5.000 m persegi.
Aku berharap punya motor besar KLX, CBR, dan PCX untuk istriku.
Aku Berharap Bisa kursus bahasa asing.
Aku berharap bisa kursus musik.
Aku berharap punya mobil, Avanza, Yaris, mobil keluarga yang besar.
Aku berharap punya toko busana muslim dan busana umum.
Aku berharap punya toko sembako dan toko material banguanan.
Aku berharap punya pesantren dan sekolah sendiri.
Aku berharap mampu membalas budi kepad orang tua.
Aku berharapa kepada Allah.
Aku berharap masuk sorga.
Aku berlindung kepada Allah dari neraka dan siksa kubur.
LihatTutupKomentar