-->

Niat Puasa Ramadhan Sarip Hidayat

Persoalan niat adalah persoalan penting. Ini merpakan hal pertama yang harus kita ilmui. Artinya kita harus punya pengetahua tentang yang namanya niat ini. Mengapa? Karena semua amal itu bergantung niatnya.

Ingat kita hidup di dunia ini punya risalah hidup, atau misi hidup. Tugasnya adalah Ibadaha kepada Allah, dan misinya adalah memakmurkan dunia dengan aturan Allah swt. Dengan ini semua perilaku manusia memakmurkan bumi harus diniatkan hanya untuk beribadah. Beribadah berarti melakukan perbuatan hanya demi mencari ridho Allah.

Bila demikian seharusnya apapun perbuatannya tujuannya hanya satu yaitu beribadah kepada Allah. Maka amalan hati termasuk niat harus diperhatikan agar ia menjadi ibadah. Dalam keterangan tadi dapat dijelaskan bahwa manusia mengolah dan memakmurkan bumi harus disadari bahwa itu tugas dari Allah. Maka langkah selanjutnya mempertahankan kesadaran itu. Di sini lah arti pentingnya berniat dan meluruskan kembali niat.

Dalam sebuah Hadits Qudsi diterangkan bahwa bila kita berkeinginan atauberniat melakukan kebaikan namun kita tidak melaksanakannya, apakah itu karena beum sempat atu terhalang oleh urusan lain yang sama baik, maka kita sudah diberi pahala satu. Begitu pula saat kita punya keinginan atau niat buruk namun tidak melakukannya karena tersadar maka niat itu tidak dicatat sebagai amalan buruk, kecuali bila menyimpannya untuk menanti waktu yang tepat, kalau ini yang terjadi adalah akan ada pemngaruh buruk terhadap jiwanya.

Bagi orang awam dann orang berpendidikan perkara niat sangat penting. Untuk memiliki niat baik memang tidak perlu ekolah, namun biasanya orang berpendidikan akan memiliki banyak pemikiran, alasan dan argumentasi kenapa ia harus berniat baik.

Apa Itu Niat

Bagi orang awam, mengenali sesuatu harus dari yang paling dasar agar jelas dan masuk alam pikirannya. Maka perlu disampaikan pengertian niat yang jelas. Maka kutipan atau rujukan yang disiapkan bagi orang awam tidak perlu dari kitab besar yang penuh dengan catatan pinggir dan catatan kaki.

Dalam salah satu Kitab yang cukup populer di Indonesia yaitu kitab Safinah An-Naja disebutka sebagai berikut;
اَلنِّيَةُ قَصْدُ شَيْئٍ مُقْتَرَنًا بِفِعْلِهِ
Pengertian dari kutipan ini adalah; yang dinamakan niat adalah menginginkan sesuatu disertai dengan melakukannya.

Ada hikmah yang dapat kita petik dari sini, bahwa definisi ini merupakan definisi dalam Ilmu Fiqih yang operasional. Sedangkan dalam arti luas tentu baik yang disertai perbuatan atau tidak itu tetap dinamakan niat. Sedangkan dalam definisi di ata melakukan apa yang diniatkan sangat ditekankan. Kalau tidak disertai dengan melakukan apa yang diniatkan itu tidak disebut niat, paling banter itu hanya disebut keinginan kuat atau 'azm.

Satu hikmah lagi dalam kehidupan dari definisi ini adalah "bila ingin bahagia maka jangan cua ingin saja, namun harus bergerak dan beraktifitas untuk mewujudkan keinginan itu." Karena selanjutnya dalam ilmu bahasa ada yang disebut Tamanni dan Tarajji. Tamanni itu keinginan yang mungkin dapat tercapai dengan usaha maksimal dan pergerakan yang optimal. Bila tida itu berarti angan-angan dan khayalan yang termasuk tarajji.

Kemudian definisi di atas dilanjutkan dengan penjelasan;
وَمَحَلُّهَا اَلْقَلْبُ
Pengertiannya bahwa tempatnya niat ada di dalam hati. Jadi niat itu tidak di lisan atau mulut. Ketika berniat shalat maka niatnya jadi. Bagaimana kalau diucapkan? Itu hanya sekedar pengingat agar niat semakin kokoh. Tapi ingat asalnya tempat niat itu dalam hati, jadi hati dulu baru di lisan. Jangan sampai lisan keras menyarakan niat namun hati tidak fokus.

Niat Puasa Ramadhan

Tadi sudah dijelaskan bahwa kalau kita punya keinginan kuat dalam hati bahwa besok akan berpuasa Ramadhan, Senin Kamis, Ayyamul Bidh, Dawud, Arafah, 'asyura dan yang lainnya, maka niat kita sah. Bagaimana dengan lafadznya? Itu sekedar penguat. Ingat hati dulu baru lisan.

Beginilah niatnya; Saya berniat melaksanakan puasa ramadhan pada hari esok lillahi ta'ala." Ini sudah cukup. Karena otak kita berpikir sangat cepat secepat kilat bahkan lebih cepat. Semua tentang puasa Ramadhan telah ada dalam pikiran dan benak kita. Jadi saat hati menyebutkan berpuasa Ramadhan maka otomatis otak dan hati merespon dan menampilkan sifat-sifat puasa Ramadhan secepat kilat.

lafadz Bahasa Arab yang biasa kita dengar di masjid-masjid adalah'
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ أَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابً لِلّهِ تَعَالَى

Demikianlah lafadznya. artinya; Saya berniat esok hari akan berpuasa, melaksanakan kefadhuan ramadhan, pada tahun ini, dalam keadaan beriman dan ikhlas karena Allah swt.
LihatTutupKomentar