Berhati-hatilah dalam berkata. Jangan hanya lagi enak berbicara kita lupa mengontrol perkataan kita. Adakanlah jeda untuk memikirkan akibat sebelum terlanjur sebuah kata diucapkan. Perkataan adalah tali pengikat yang menjerat pelakunya. Bahasa “menarik perkataan” memang ada. Namun sebenarnya perkataan yang telah terucap tidak akan bisa ditarik kembali. Ia akan abadi dalam catatan sejarah dan catatan malaikat. Ia tidak akan luput dari pengawasan Allah SWT.
Menulis atau membicarakan kata-kata haruslah bermanfaat. Kita harus berpikir keras dan berusaha agar kata-kata kita tidak menjadi senjata yang mematikan bagi kita sendiri maupun orang lain. Kita harus giat belajar berkata-kata dengan baik. Bukan hanya benar susunannya dan kaidahnya, namun juga benar muatan isinya. Kandungan religious dan spiritualitas harus ada di dalamnya. Imanlah yang menghiasi kata dengan isi akhlaq mulia.
Kita juga wajib belajar kata mana yang layak diucapkan kepada seseorang dalam satu situasi tertentu. Kata apa yang harus dihindari. Kata apa juga yang wajib ada dan hars diucapkan. Kata yang mana yang tabu bila diucapkan. Kata yang mana pula yang benar-benar boleh diucapkan.
Berusahala mengucapkan kata dan menulis kata yang positf. Kata-kata motivasi ang ringkas lebih baik dari pada pidato panjang yang isinya hanya hujatan. Kita harus berusaha selalu berkata baik, karena kita tidak tahu perkataan kita yang mana yang bisa menginspirasi orang lain untuk bangkit dan bergerak lebih semangat menjalani hidup.
Kita harus juga menghindari perkataan buruk. Karena kita juga tidak tahu, perkataan kita yang mana yang bisa membuat orang lain terinspirasi dan tergerak untuk lebih jahat dan brutal. Kita harus hati hati dalam berkata-kata, karena kita tidak tahu perkataan yang mana yang bisa membuat orang lain naik darah lalau naik pitam. Your Word will do No Good bila kita gagal mendidik lisan kita untuk berkata baik.