Bagi saya Agama bukanlah candu atau semacam zat penenang. Agama itu memang membuat orang ketagihan, namun ketagihan untuk berbuat baik. Tidak seperti candu rokok yang membawa penyakit. Namun ketagihan orang terhadap agama adalah agama membuat tenang dengan ketenangan yang sejati. Tidak seperti candu yang menenangkan sesaat lalu sejenak kemudian rasa risau datang semakin mengaharu biru.
Saya memang ketagihan beragama Islam. Hidup terasa lebih bermakna dengan tujuan yang jelas. Tidak seperti hidup hewan yang tidak tahu tujuan hidup. Hidup terasa semakin indah karena ajaran agama mengajarkan ada tuhan yang memberikan semua keindahan ini. Dan semua keindahan yang berusaha manusia wujudkan adalah mencontoh ciptakan tuhan. Orang yang tidak beragama mengaku-ngaku keindahan adalah buah cipta karsa dalam otak dan perasaannya sendiri.
Saya ketagihan beragama. Setelah sekian lama hati bertanya akan ke mana kita berakhir, agama menjawabnya bahwa kita harus menyerahkan hidup dan mati kita hanya kepada Tuhan. Sementara yang tidak bertuhan masih bertanya-tanya tentang siapa dirinya dan akan ke mana dia setelah mati, bahkan pertanyaan-pertanyaan ada dan tidak adanya tuhan belum selesai dipertanyakan, dan jawabannya pun akan selalu terus diberikan dengan beragam argumentasi dan dalil yang mereka butuhkan. Di saat kami sudah tenang dengan pertanyaan-pertanyaan itu, mereka masih sibuk bertanya dan menjawab.
Saya betah beragama. Karena sandaran kami kuat. Bila yang tidak percaya adanya Tuhan bersandar pada kemampuan akal dan kekuatan mereka, maka kami berpegang teguh kepada kekuatan Tuhan. Saat senjata dan kekuatan mereka hancur maka hati mereka luluh lantah sementara Tuhan kami tidak akan pernah hancur, sehingga damai lah hati kami, maka secara kejiwaan atau faktor psikologis kami lebih sehat dan damai.
Masih banyak yang dapat disampaikan namun terbatas kesempatan untuk mengungkap semuanya. Demikianlah curahan hati kami tentang ajaran agama kami, agama Islam.