Maha benar Allah yang berfirman dalam al-Qur’an bahwa Dia pernah menciptakan makhluk yang sia sia tiidak ada guna dan manfa’atnya. Dia pula yang mengajarkan bahwa ketaatan kepadanya harus berdasarkan ilmu yang shahih. Diantara pengetahuan tentang ketaatan kepada Allah adalah tentang haramnya memakan daging anjing.
Para ulama Islam menggolongkan pembahasan mengenai berhubungan dengan hewan yang satu ini dalam beberapa bab sebagaimana Allah menuturkan hewan ini dalam banyak ayat dalam surat yang berbeda-beda.
Dari keterangan ini dapatlah diketahui bahwa interaksi manusia dengan anjing sudah sangat berlangsung lama sehingga perlu ada bahasan tentangnya. Satu diantara Fasal yang menjelaskan tentang ini diantara fasal-fasal yang laian adalah fasal yang membahas tatacara bersuci dari jilatan anjing. Mengapa harus bersuci ? secara ta’abbudi tentu jawabannya adalah karena ada tuntunan Rasulullah saw yang mengajarkannya. Secara hikmah tentu ada. Maka para ulama menggolongkan air liur anjing ini sebagai najis mughalazhah artinya najis yang berat atau sangat.
Dengan keberadaannya seperti itu terkadang hewan ini derajatnya lebih rendah dari pada hewan lainnya. Padahal dalam salah satu keterangan disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat derajatnya lebih rendah dari pada hewan ini.
Catatan Kecil Santri tentang Sifat Mulia Anjing
Ini adalah saduran atau catatan kami atas kitab Kasyifah Al-Saja karya syaikh Nawawi Banten. Kami sangat senag mengkaji penjelasan kitab Safinah Al-Naja yang seringkali disisipi beberapa faidah, tatimmah, tanbih dan sebagainya. Bahasan tentang sifat mulia anjing ini ada pada bagian hikmah dibawah fasal Al-Najaasaat.
Saya mencatat terjemahannya dengan sedikit saduran dan tambahan berikut ini;
(Sebuah Hikmah) ada 10 sifat mulia yang dimiliki anjing, kaum mu’minin harus memilkinya;
Pertama; Selalu lapar, ini adalah sifatnya orang-orang shalih. Bila kita sedikit memperjelas bahwa orang beriman itu selalu mewaspadai asupan makanannya. Jangankan yang haram yang halalpun bila itu dapat membuatnya lalai maka ia akan kurangi bahkan meninggalkannya, meskipun ia tidak mengharamkannya.
Kedua; Tidak banyak tidur ketika malam. Ini adalah sifatnya orang yang rajin tahajjud. Karena orang tahajjud itu butuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Ia rela meninggalkan kasurnya yang empuk dan hangatnya selimut serta lelapnya tidur untuk bangkit membasahi anggota wudlu dengan air yang dingin saat udara sangat sejuk dan mata masih mengantuk.
Ketiga; Selalu kembali datang ke depan pintu rumah tuannya walaupun seribu kali ia diusir. Ini sifat orang yang jujur. Sifat ini juga merupakan sifat orang yang ulet tidak putus asa dan memilki perjuangan demi harapan yang ia inginkan.
Keempat; Apabila ia mati ia tidak mewariskan apa-apa. Ini sifatnya orang-orang yang zuhud. Orang zuhud adalah orang yang mengatur dunia dalam pengelolaan tangannya. Hingga ia tidak mewariskan keinginan terhadap dunia ketika ia mati. Bila manusia ia mewariskan yang cukup untuk keturunannya namun tidak mewariskan bebankepada anak cucunya karena sebab perbuatannya.
Kelima; anjing rela menempati bagian bumi yang paling rendah. Ini adalah sifat orang yang ridha. Dalam artian orang mu’min harus ridha dan tawadhu’ karena Allah semata.
Keenam; Tidak melepaskan tatapan kepada orang yang menatapnya sampai mereka melemparkan sesuatu makanan kepada mereka. Ini adalah akhlaq orang miskin. Kita sebagai orang yang butuh ketenagan serta rahmat dari Allah maka kita jangan sekejap pun memutuskan harapan kepada Allah SWT.
Ketujuh; Bila diusir dengan lemparan tanah maka ia tidak menyimpan dendam. Ini adalah akhlaq orang yang Rindu. Bila kita melakukan dosa yang membuat kita hamper saja berada di jurang neraka atau terusir dari sorganya Allah, maka kita harus selalu kembali berharap dan menambatkan asa kepada Allah. Jangan sampai kita merasa terzhalimi oleh taqdir Allah dan harus selalau berbaik sangka kepada Allah. Tanda Baik sangka kita kepada Allah adalah dengan cara beribadah kepada-Nya.
Kedelapan; Apabila tempatnya ada yang merebut maka ia akan pindah ke tempat lain. Ini adalah sifat orang yang selalu memuji. Manusia beriman tidak mementingkan posisi dan kekuasaan. Bila ada orang lain yang lebih layak maka ia mempersilahkannya. Dan bila hak nya dirampas maka ia akan punya pilihan yang sangat bermanfaat dan bijak. Adakalanya harus melawan dan adakalanya pilihan pindah tempat dan posisi menjadi lebih utama.
Kesembilan; Apabila telah memperoleh sesuap makanan maka ia akan tertidur dengan bekala makan itu, Ini adalah sifat orang yang qana’ah. Orang yang beriman itu mencukupkan untuk dirinya dan keluarganya, makan sekedar untuk menegakkan punggungnya, dan selebihnya ia infakkan kepada yang lain. Dan infaq yang paling baik adalah infaq untuk keluarganya.
Kesepuluh; Apabila berjalan dari satu negeri ke negeri yang lain ia yidak membawa perbekalan. Ini adalah ciri orang yang tawakkal. Artinya modal dan bekal dari Allah. Manusia beriman adalh orang yang raganya berusaha sementara hatinya tetap berdzikir kepada-Nya.