Saudaraku, marilah kita bertaqwa kepada Allah Swt. Shalawat serta salam semoga tetap atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada catatan ini kami ingin berbagi salah satu khisusiyah atau karakteristik yang dimiliki oleh Ajaran Agama Islam. Diantara banyak karakteristik itu diantaranya adalah prinsip muzayanah. Menurut kawan yang ahli bahasa muzayanah artinya selaras serasi dan seimbang bagaikan harmoni atau horizon di alam semesta. Tepat pada tempatnya.
Ambil satu contoh misalnya, bila kita sering menerima kabar bahwa Islam itu mengajarkan kekerasan maka itu kurang tepat karena islam mengajarkan bagaimana menempatkan kekerasan dan kelemahlembutan. Karena Islam itu agama yang adil bukan agama yang zhalim. Bila dalam hal prinsip aqidah maka Islam mengajarkan militansi dan rasa keberpihakan yang tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu gugat. Karena ini adalah inti agama. Dengan ini paham pluralism yang ingin menyamakan akidah semua agama itu basi dan irrasional dan tidak logis.
Nah di lain sisi Islam adalah agama yang penuh kasih sayang. Bukankan Nabinya sendiri telah digelari Rahmat bagi seluruh alam. Maka agama Nabi ini pasti juga rahmat Allah yang mengajarkan kasih sayang.
Sayang sekali hanya karena urusan HAM banyak orang membenci radikalisme dan militansi dalam agama. Padahal yang mengatakan pendapat-pendapat itu bila anaknya melakukan kesalahan pasti tidak akan selalau dibelai mesra. Karena sebentuk kasih tidak mesti diwujudkan dengan perlakukan yang sama. Sesekali kita lemah lembut dan adakalanya sesekali kita harus bersikap keras.
To The Point
Nabi Islam bila tersenyum maka senyumnya itu tulus hingga sangat memikat hati dan terlalau manis untk dijelaskan. Bila dipanggil ia menghadap dengan keseluruhan dirinya. Sangat lemah lembut kepada para sahabatnya. Sangat marah bila agama Allah dihinakan.
Rasulullah memberikan bimbingan agar kita tidak tertawa sia-sia atau bahkan mengandung dosa, seperti tertawa di atas penderitaan orang laian, atau tertawa sinis dan angkuh. Islam juga menjaga kondisi jiwa seorang muslim dengan menjelaskan mengapa kita tidak boleh tertawa yang membuat beberapa kerusakan atau perubahan buruk pada jiwa kita. Rasulullah menjelaskannya dengan ringkas saja berikut ini;
“Barang siapa yang tertawa maka akan disiksa oleh sepuluh siksaan, yaitu;
Pertama, mati hatinya.
Kedua, Hilang air mukanya,
Ketiga, Syetan gembira karenanya,
Keempat, Dibenci Allah,
Kelima, Ditanya tentang sebabnya ia tertawa,
Keenam, Rasulullah akan berpaling darinya pada hari qiamah,
Ketujuh, Dilaknat malaikat,
Kedelapan, Dibenci makhluq di bumi dan langit,
Kesembilan, Lupa segala sesuatu,
Kesepuluh, Dibukakan aibnya.
Dalam Rdaksi Bahasa Arabnya Hadits ini tertulis berikut ini,
مَنْ كَثُرَ ضَحِكُهُ عُوْقِبَ بِعَشْرِ عُقُوْبَاتٍ أَوَلُهَا يَمُوْتُ قَلْبُهُ
وَيَذْهَبُ الْمَاءُ مِنْ وَجْهِهِ
وَيَشْمُتُ بِهِ الشَّيْطَانُ
وَيَغْضَبُ عَلَيْهَ الرَّحْمنُ
وَيُنَاقَشُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَيُعْرِضُ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَتَلْعَنُهُ المَلئِكَةُ
وَيُبْغِضُهُ أَهْلُ السَّموَاتِ وَالأَرَضِيْنَ
وَيَنْسَى كُلَّ شَيْءٍ
وَيَفْتَضِحُ.